Agam, Ragam  

Kisah Aiptu Defri Aziz Sukses Dirikan Pondok Pesantren

Aiptu Defri Aziz dan isteri di depan asrama santri putri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Al-Falah. (soesilo abadi piliang)

Dirinya tahu polisi melakukan penyelidikan guna mencari tahu apakah kelompoknya itu merupakan kelompok radikal atau tidak. “Maklumlah, pada saat itu Indonesia tengah diguncang dengan peristiwa Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I). Itu adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali.

“Alhamdulillah, karena kami bukan kelompok radikal dan semata-mata berdakwah dan mengajak kebaikan, akhirnya Pak Kapolres Painan AKBP Bambang malah mendukung kegiatan kami,” katanya.

Di tengah semangatnya membumikan ajaran Islam, Defri mengatakan dirinya sempat memperdalam ilmu agama di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, di Desa Temboro Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada tahun 2003.

Di tempat ini jualah ia bertemu dengan seorang gadis bernama Usratul Hasanah, ia juga orang Minang. Kampungnya di Kamang Mudiak, Agam. Defri kemudian menikahi gadis tersebut dan diboyong ke Ranah Minang.

“Karena saya masih bertugas di Pesisir Selatan, isteri saya minta belajar di Pondok Pesantren An Nur di Lunang.

Setelah mendalami agama (Islam), Defri dan isteri hijrah di kawasan Gadut, Agam, dan menyulap gedung bekas kafe, dsikotik dan karaoke itu menjadi pondok pesantren, lembaga pendidikan agama tersebut itu ia beri nama Darul Ulum Al-Falah. Di sana para santri tidak hanya belajar agama dan tahfizd quran, tapi juga mondok.

Pada tahun pertama (2004), murid yang diterima tujuh santri puteri, kemudian menerima santri laki-laki. Saat ini, jumlah santri puteri sebanyak 150 orang dan santri putera sekitar 30-an orang.

“Bagi yang tidak mampu, kami gratiskan biaya pendidikannya,” ungkap 
Defri.

Para santri ini tidak hanya berasal dari kabupaten dan kota di Sumbar, tapi ada juga yang datang dari Batam, Jambi, Pekanbaru, serta Bengkulu.

Saat ini, Ponpes Darul Ulum Al-Falah yang dibinanya bersama isteri tercinta dan sejumlah tenaga pengajar alumnus Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, telah mengantongi akreditasi A telah melahirkan lulusan sebanyak 17 angkatan.

Perlu bantuan