Padang  

Komunitas Tionghoa di Padang Bakal Tampilkan Kemajemukan di Cap Go Meh 5 Febuari Mendatang

PADANG – Komunitas Tionghoa di Padang ingin menampilkan kemajemukan seluruh warga di Sumbar dengan menggelar Festival Cap Go Meh pada 5 Febuari mendatang.

Sebelumnya, komunitas Tionghoa juga telah menggelar rangkaian perayaan Hari Raya Imlek melalui pasar malam Imlek yang telah digelar selama lima hari.

“Kita‎ mau mencoba menyampaikan tentang soal kemajemukan yang ada di Sumbar ini. Kemudian juga kita ingin bagaimana komunitas Tionghoa untuk bisa berkontribusi terhadap pembangunan di Kota Padang, maupun Sumbar,” kata Panitia Festival Cap Go Meh, Albert Lukman, saat konferensi pers, Selasa (17/1).

Albert mengatakan, dengan adanya festival ini, pihaknya ingin memperlihatkan kekompakan komunitas yang ada di Padang ini.

“Kami ingin membuktikan internal komunitas di Tionghoa di Padang kompak. Kami ‎juga bisa bekerjasama dan bergotong royong dalam menggelar festival ini. Jadi terbantahkan selama ini stigma komunitas Tionghoa di Padang tidak kompak. Dalam kegiatan ini kami juga buat suatu kekompakan,” ujar Albert yang juga anggota DPRD Sumbar.

Dikatakan, dalam kegiatan Festival Cap Go Meh kali ini, ada tema atau tujuan yang nantinya tidak hanya soal promosi pariwisata, namun ada pelestarian nilai budaya dan juga menonjolkan kekompakan sesama komunitas Tionghoa.

“Adanya hal-hal kepercayaan dan keyakinan komunitas kelompok Tionghoa mengorbankan memperoleh suatu tujuan bersama,” katanya.

Dalam kegiatan festival ini nantinya akan dilakukan arak-arakan. Selain itu para komunitas ini nantinya akan menampilkan dewa-dewa mereka.

“Kita ketahui adanya atraksi barongsai, atraksi naga. Kemudian kita lihat kali ini, seperti tahun sebelumnya Satuan Brimob Polda Sumbar juga ikut berpartisipasi. Mereka akan menampilkan tarian naganya, begitu juga tarian naga komunitas Tionghoa,” ujarnya.

Selain itu, pada festival ini pihaknya juga menampilkan wushu dengan silat. Nantinya juga didukung dari komunitas Jawa untuk menampilkan tarian reok, dan Bali juga menampilkan tarian apinya.

“Ini saya sampaikan bagaimana festival ini seperti kirab budaya nusantara. Walaupun tidak tertampung semuanya, tapi ini bagian awal kami ingin menyampaikan komunitas Tionghoa merupakan komunitas di nusantara ini,” kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budiyanda, mengatakan, berdasarkan survei beberapa tahun lalu, Sumbar merupakan provinsi intoleransi.