Padang  

Bedah Buku Pengantar Jurnalistik Panduan Praktis bagi Pemula: Wartawan Jangan Abaikan Estetika dan Etika Menulis Berita

Bedah buku pengantar jurnalistik
PADANG – Dalam penulisan berita, tidak cukup hanya dengan memakai konsep 5 W + 1 H (what, who, where, when, why dan how) seperti pada umumnya. Namun perlu juga ditambahkan dengan 2 E + S (estetika, etika dan security atau keamanan).
Hal itu dikatakan Armaidi Tanjung saat bedah bukunya berjudul “Pengantar Jurnalistik Panduan Praktis bagi Pemula”, Sabtu (6/8) di Basko Hotel.
Menurut wartawan senior yang memulai karirnya pada 1987 ini kalau wartawan mengabaikan konsep 2 E + S yang dia sebutkan, maka bisa jadi berakibat fatal bagi wartawan itu sendiri, serta merugikan perusahaan pers tempatnya bekerja.
Memperhatikan estetika dalam penulisan berita menurut Armaidi menjadi jurus agar kualitas tulisan yang ditawarkan wartawan juga mengandung keindahan. Demikian juga dengan etika. Misalnya penyebutan nama korban di bawah umur, terutama korban kekerasan seksual di bawah umur. Hal ini juga termasuk saat wartawan menampilkan foto-foto korban kekerasan seksual.
“Ada beberapa tema atau persoalan yang diangkat oleh wartawan dan bisa jadi hal itu bisa menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan wartawan, bagaimana estetika dan etika serta keamanan bisa diperhatikan agar tidak membuat isu yang bergulir malah membuat suasana semakin keruh,” kata dosen Institut Agama Islam (IAI) Sumatera Barat ini.
Selain Armaidi, buku yang juga ikut digarap oleh Rabiah Al-Adawiyah Arni Putri ini juga membahas soal perbedaan utama produk pers dengan media sosial, yakni apa yang dihasilkan oleh pers disebut berita sementara apa yang keluar di media sosial adalah informasi.
Dari sisi produksi berita, harus diolah oleh wartawan yang memiliki kompetensi yang terukur. Sedangkan produk media sosial bisa ditayangkan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakangnya.
Pada bedah buku ini juga hadir Novrial selaku Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Sumbar. Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut, dia menilai kehadiran buku ini sangat berarti, terutama untuk generasi muda yang tertarik berkecimpung di dunia jurnalistik.
“Ada beberapa kali saya temui, wartawan yang datang kepada saya malah bertanya soal apa berita hari ini, padahal wartawan itu seharusnya bisa menggali data untuk bisa menghasilkan berita,” katanya.
Sementara itu, Yurnaldi, sastrawan dan wartawan senior yang hadir sebagai narasumber dalam bedah buku tersebut mengatakan kalau saat ini dengan keterbukaan informasi, malah banyak wartawan yang memuat berita yang sama dengan wartawan lain. Bisa berasal dari press release atau copy paste dari berita yang ada di media siber.
“Kebanyakan yang terjadi saat ini, apa yang ditulis dalam siaran pers, itulah yang disalin ulang. Tidak ada pengayaan data dan tambahan narasumber yang kompeten. Hasilnya, keseragaman dalam pemberitaan di sejumlah media massa,” katanya.
Menurutnya, aset penting sebuah media massa adalah wartawan. Wartawan di era sekarang tantangan dan peluangnya tentu tak sama dengan wartawan dulu titik bahkan wartawan era industri 4.0 harus menjadi wartawan multitalenta, yang piawai menulis feature, laporan mendalam, investigasi, analisis, tajuk hingga menulis kolom.
“Dengan demikian, keberadaan buku Pengantar Jurnalistik Panduan Praktis bagi Pemula yang disusun Armaidi Tanjung dan Rabiah ini menjadi penting dan sangat diperlukan bagi wartawan yang ingin masuk level wartawan diperhitungkan, wartawan multi talenta,” ungkap mantan Wartawan Kompas yang juga telah menulis puluhan buku ini.
Walau demikian, menurutnya ada dua materi penting lain yang belum ada di buku ini yakni tentang penulisan berita laporan mendalam dan laporan investigasi, yang jika itu ada maka buku ini menjadi benar-benar lengkap dan aman berguna bagi wartawan untuk menguasai keterampilan jurnalistik. (Wahyu)