Solok  

Bantu Penanganan Stunting di Labuah Panjang, Semen Padang Raih Penghargaan dari Bupati Solok

SOLOK – Bupati Solok Epyardi Asda mengapresiasi PT Semen Padang yang telah mendukung percepatan penurunan angka stunting di Nagari Labuah Panjang, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Apresiasi dari orang nomor satu di daerah berjulukan Alue Jo Patuik itu, ditunjukkan melalui pemberian piagam penghargaan dan ucapan terima kasih kepada PT Semen Padang. Dan, penghargaan itu diterima oleh Kepala Unit CRS PT Semen Padang Dedi Muhammad Sidiq, Senin (2/10/2023) pagi.

Penyerahan piagam penghargaan yang digelar di ruang rapat Rumah Dinas Bupati Solok itu, turut disaksikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar Fatmawati, perwakilan Kantor Kementerian Agama Kabupten Solok, dan sejumlah pejabat di lingkungan Kabupaten Solok.

Tidak hanya itu. Bahkan, penyerahan piagam penghargan tersebut juga disaksikan secara virtual oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKBBN RI, Nopian Andusti, disela-sela kegiatan Praktik Baik Audit Kasus Stunting (Petik Aksi) Seri III yang digelar BKKBN RI.

Bupati Solok Epyardi Asda mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang peduli terhadap angka stunting di Kabupaten Solok, khususnya di Nagari Labuah Panjang, Kecamatan X Koto Diatas, melalui pemberian bantuan program makanan tambahan (PMT) untuk baduta stunting dan ibu hamil.

Tidak hanya PMT, PT Semen Padang juga membantu penyediaan sarana air bersih di Labuah Panjang sebagai Aksi Percepatan Penurunan Angka Stunting melalui program BAAS. “Untuk itu, saya selaku Bupati Solok, berterima kasih kepada manajemen Semen Padang yang peduli terhadap angka stunting di Kabupaten Solok,” katanya.

Kabupaten Solok, sebut Epyardi, merupakan daerah nomor 3 termiskin di Sumbar, tetapi berkat kebijakan bersama, pihaknya mampu menekan angka stunting dari 40,1 persen menjadi 24 persen. “Bahkan, menurut data by name by address, angka stunting kami sekarang tinggal 17 persen saja,” ujarnya.

Angka stunting ini berhasil ditekan, kata Epyardi, karena pihaknya melibatkan semua sektor yang memungkinkan untuk memberikan bantuan ke Kabupaten Solok, termasuk PT Semen Padang salah satunya. Kemudian, juga memanfaatkan dana APBD dengan prinsip anggaran berbasis kebutuhan rakyat.

“Artinya, setiap duit APBD yang kami pergunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan rakyat itu sendiri. Meski pun APBD kami kecil, tapi dalam menyusun penggunaan APBD yang dibutuhkan rakyat seperti pembangunan jalan-jalan desa, irigasi dan lain sebagainya, kami pun melibatkan semua sektor,” ujarnya. (*)