Yayasan Senja Cibinong, Buka Akses Pendidikan Anak Jalanan

PADANG – Secercah harapan akan kelanjutan pendidikan bagi anak jalanan sedikit terbuka. Adalah Yayasan Secerah Anak Negeri Jaya (SENJA) Cibinong, Kabupaten Bogor, yang membuka akses pendidikan bagi anak-anak yang hidup dan besar di jalanan.

Anak-anak jalanan yang tidak diketahui orangtuanya, ditampung Yayasan Senja yang didirikan, Adi Supriyadi atau akrab disapa Kang Adi. Dia sebelumnya sudah 35 tahun menjadi anak jalanan dan mengamen.

Adi menceritakan kisahnya saat menjadi pembicara di hadapan jurnalis peserta Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch III, yang digelar yang digelar Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerjasama dengan dengan PT Paragon Technology and Innovation, Senin (29/11) melalui zoom meeting dengan tema “Inklusi Pendidikan: Inisiatif Bersama Membuka Akses Pendidikan Bagi Seluruh Anak Bangsa”.

“Saya ini adalah mantan anak jalanan, sudah 35 tahun saya mengamen,” ujar Adi mengawali kisahnya mendirikan Yayasan Senja.

Namun, adi mengaku dirinya mengamen bukan untuk mencari uang, tapi mencari jati dirinya.

Saat menjadi anak jalanan Adi mengamati kehidupan anak jalanan yang lainnya, hidup terlunta-lunta tak tentu arah di berbagai sudut Kota di Bogor dan sekitarnya.

“Saya prihatin dengan anak jalanan, ada yang dibunuh, dirudapaksa, ditabrak kendaraan. Akhirnya saya membuat sebuah wadah yang diberi nama Terjal (Terbuang di Jalanan),” ungkapnya.

Komunitas tersebut didirikan sebagai wadah untuk menampung anak-anak jalanan. Di sana Adi mengajarkan anak-anak jalanan membaca, menulis dan menghitung, musik dan juga nilai-nilai dalam kehidupan.

Namun, suatu ketika, saat seorang anak binaannya mengalami sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit.

Saat itu Adi mengalami kesulitan, uang dimilikinya dari hasil mengamen tidak mencukupi untuk membayar biaya pengobatan.

Karena tak sanggup membayar biaya pengobatan terjadi keributan, dirinya dengan Satpam.

Karena anak-anak tersebut belum memiliki kartu identitas, tapi di sisi lain, menurut Adi anak-anak tersebut harus diperhatikan negara.