Tetap Cuan Bersama Kuatnya Stabilitas Pasar Modal pada Era New Normal

Seorang anak melihat ibunya melakukan trading di Pasar Modal Indonesia. Kini sambil di rumah aja, tetap bisa produktif dengan mencari uang di Pasar Modal Indonesia. ibu-ibu rumah tangga jadi tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan tambahan uang untuk membantu keluarga. hendri nova

Ia pun mewanti-wanti untuk tidak membeli dulu saham-saham sektor properti, transportasi, dan energi. Sebaliknya trading agar mendapat cuan pada saham-saham consumer good, perbankan, komunikasi, dan kesehatan.

Kalau situasi sudah normal, ia pun berpesan agar segera membeli saham properti, transportasi, dan lainnya, karena percepatan pemulihan sahamnya akan berjalan cepat. Kedua kakak beradik itu berjanji akan terus berkomunikasi, untuk saling memberikan masukan.

Pentingnya Stabilitas Pasar Modal

Apa yang dilakukan kedua kakak beradik, Aulia dan Ade, merupakan langkah cerdik pada suasana Pandemi Covid-19 yang menjadi preseden buruk bagi pemilik saham properti dan lainnya di Pasar Modal Indonesia.

Mereka yang awalnya tidak menyangka kalau Pandemi Covid-19 bakal menginfeksi seluruh dunia dan membuat banyak proyek properti dan energi merugi, harus menerima kenyataan penurunan harga saham sampai di atas 50 persen.

Saham-saham berkode ADHI, SMRA, PTPP, PPRO, WSKT, FIRE, ENRG, dan masih banyak lagi terjun bebas, tanpa sanggup dibendung. Bahkan ada yang akhirnya menjadi saham tidur, dengan berada di posisi Rp50 per lembar saham dalam jangka waktu ber bulan-bulan.

Para investor yang masih memiliki cadangan modal untuk membeli saham, akhirnya harus berhati-hati melihat saham-saham yang kiranya masih bisa memberikan keuntungan. Mau tidak mau harus ada suntikan dana segar, agar bisa tetap eksis di Pasar Modal Indonesia.

Mereka meninggalkan saham-saham properti, transportasi, dan energi, beralih ke saham-saham yang dimiliki perbankan maupun makanan dan minuman. Dalam masa Pandemi Covid-19, saham-saham kelompok ini terlihat tangguh dan berada di level aman.

Menurut laporan Adam Slater dari Oxford Economics seperti dikutip dari CNBC, indeks perusahaan untuk harga real estat komersial global menunjukkan penurunan hingga 6% dari tahun lalu berdasarkan tujuh pasar besar.

Penurunan harga (real estat komersial) yang besar biasanya menyebabkan kerugian besar bagi bank. Penghapusan pinjaman (real estat komersial) memberikan kontribusi besar terhadap kerugian bank secara keseluruhan dalam dua penurunan besar terakhir.

Menurut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, seperti dikutip dari idxchannel.com, ada tiga sektor BUMN yang terdampak signifikan akibat virus covid-19. Ketiga sektor tersebut yakni energi, pariwisata dan infrastruktur.