Sudirman, Guru Multi Talenta Dari SMA Pembangunan Laboratorium UNP

Sudirman, S.Pd, M.Hum

PADANG – Nama Sudirman membawa ingatan kita kepada seorang Jenderal Besar yang walau dalam keadaan sakit tetap gigih bergerilya mempertahankan kemerdekaan. Sudirman sangat identik dengan semangat bertarung yang tak kenal lelah, penuh keikhlasan, dan pengorbanan.

Begitu juga halnya dengan pria bernama Sudirman, S.Pd, M.Hum yang berprofesi sebagai guru. Sudirman adalah salah satu prototipe guru modern. Di SMA Pembangunan Laboratorium UNP Sudirman mengajar dua mapel sekaligus, yaitu Sejarah dan Bahasa Jepang.

Sebagai guru, Sudirman juga aktif menulis. Adapun yang ter-update Sudirman baru saja menyelesaikan bukunya dengan judul “Imam Maulana Penulis Manuskrip Kreatif”.

Lahir di Lampung 41 tahun silam, Sudirman remaja tumbuh menjadi anak pekerja keras. Untuk mencukupi biaya sekolahnya, Sudirman rela bekerja di Pantai Pasir Kandang, Pasir Jambak, Padang sebagai penjual kopi dan martabak untuk para pelaut / nelayan disana.

Usaha dan doa Sudirman berbuah manis. Tamat SLTA, Sudirman melanjutkan pendidikan S1 di Pendidikan Ilmu Sejarah Universitas Negeri Padang.

Usai menamatkan pendidikan S1-nya, Sudirman mencoba peruntungan mengikuti tes CPNS. Tahun 2006, Sudirman dinyatakan lulus dan mengajar di SMK Negeri 1 Sawahlunto. Di sekolah ini pulalah Sudirman mulai mengajar pada dua disiplin Ilmu, yaitu Sejarah dan Bahasa Jepang.

Memasuki medio 2014, Sudirman memasukkan permohonan pindah ke kampung halamannya, Kota Padang. Semenjak 2014, Sudirman memulai dinas di SMA Pembangunan Laboratorium UNP masih dengan dua mapel sekaligus, yaitu Sejarah dan Bahasa Jepang.

Tahun 2017, Sudirman lolos seleksi program Nihongo Partner yang diusung oleh Japan Foundation dan berkesempatan memperdalam ilmu Bahasa Jepang yang dipusatkan di Kota Urawa. Tahun 2017 Sudirman menambah kuliah Magister Ilmu Sejarah di Universitas Andalas.

“Menuntut ilmu tiada batasnya. makin gigih kita mencari ilmu, maka kita merasa kurang, dan semakin banyak hal-hal baru yang selama ini kita belum paham menjadi terbuka,” ujar Sudirman.

Memiliki passion dalam menulis, memberikan banyak kemudahan bagi Sudirman untuk menyelesaikan pendidikan magisternya.

Mengangkat tesis tentang seorang ulama tarekat syatariah Imam Khatib Maulana Abdul Munaf, mengantarkan Sudirman menyelesaikan buku “Imam Maulana Penulis Manuskrip Kreatif”.

Tak berhenti disana, ketertarikan Sudirman terhadap tarekat dan ketokohan Imam Maulana yang menulis dan menyadur berbagai manuskrip. Lebih kurang 23 buah buku naskah tulisan kajian Islam lahir dari Imam Maulana, baik kisah hidup dan perjalanannya, kajian ilmu agama, dan penulisan ulang manuskrip lama beliau buat dengan tulisan Arab Melayu. Seperti yang diketahui, Imam Maulana adalah penulis manuskrip kreatif periode terakhir dalam sejarah tarikat syatariah di Bumi Minangkabau. Berkat karya ini, Sudirman akhirnya menyandang gelar M.Hum sejak tahun 2020.

Kegigihan Sudirman dalam mengejar ilmu dan berkarya merupakan sebuah pemantik semangat bagi seluruh guru di nusantara. Meskipun berbagai ujian mendera jalannya proses pendidikan nasional, termasuk halangan covid 19 baru-baru ini, sosok Sudirman menunjukkan mentalitas yang luar biasa. Mentalitas seorang guru modern yang mampu menjawab tantangan dan dinamika zaman. (benk)