Gubernur Mahyeldi Tebar 4000 Bibit Ikan Bilih di Danau Singkarak

PADANG-Gubernur Mahyeldi mengapresiasi PT Semen Padang yang telah sukses mengkonservasi ikan bilih Danau Singkarak. Kesuksesan tersebut, kata Mahyeldi, dibuktikan dengan penebaran 4.000 ekor ikan bilih hasil pembenihan yang dilakukan PT Semen Padang ke habitatnya di Danau Singkarak.

“Saya salut dan apresiasi PT Semen Padang. Saya menilai PT Semen Padang tidak hanya sukses memproduksi semen, tapi juga sukses mengkonservasi ikan bilih Danau Singkarak,” kata Mahyeldi saat acara penebaran hasil pembenihan ikan bilih ke habitatnya di Danau Singkarak, Senin (21/3).

Penebaran hasil pembenihan ikan bilih tersebut, dilakukan di Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Tanah Datar. Selain gubernur, penebaran ikan endemik Danau Singkarak itu juga dilakukan oleh Plt. Dirut PT Semen Padang, Asri Mukhtar Dt Tumangguang, dan Rektor Universitas Bung Hatta (UBH), Prof. Dr. Tafdil Husni SE., MB.A.

Acara penebaran ikan bilih itu juga dihadiri Staf Khusus Menteri Investasi, Dr. Isnaldi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provisin Sumbar, Dr.Desniarti, M.M., Bupati Tanah Datar yang diwaklil Kepala Dinas Pangan dan Perikanan, Drs. Suhermen, Camat Batipuh Selatan, Benny Yohendri, dan Wali Nagari Sumpur, Ade Hendrico ST Datuk Sari Pado Nan Ketek.

Kemudian dari UBH, juga hadir Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat, Dr. Azritaz M.Si, dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. DR. Afrizal Syandri. Sedangkan dari PT Semen Padang, hadir Kepala Depatemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Oktoweri, Kepala Unit CSR, Rinold Thamrin, dan Kepala Unit Humas & Kesekretariatan, Nur Anita Rahmawati, serta jajaran TNI/Polri.

Mahyeldi menyebut, konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya ikan bilih Danau Singkarak yang terancam punah akibat ekploitasi yang dilakukan para nelayan. Dia berharap, penebaran ikan bilih ke habitatnya ini dapat mendukung ekonomi masyarakat, khususnya para nelayan Danau Singkarak.

Namun begitu, ia meminta seluruh nelayan Danau Singkarak untuk tidak lagi mengeksploitasi ikan bilih secara masif. Karena, menurunnya populasi ikan bilih disebabkan oleh eksploitasi besar-besaran yang dilakukan para nelayan dengan menggunakan alat tangkap yang mengancam kelangsungan hidup anakan ikan bilih.

“Di Danau Singkarak ini, Nagari Sumpur merupakan nagari yang paling peduli terhadap pelestarian ikan bilih. Bahkan, Pemerintahan Nagari Sumpur juga mengeluarkan Peraturan Nagari (Pernag) terkait ikan bilih. Dalam Pernag tersebut, para nelayan hanya dibolehkan menangkap ikan bilih secara tradisional, seperti menggunakan jala,” ujarnya.

“Tentunya, apa yang telah dilakukan Pemerintahan Nagari Sumpur ini perlu kami apresiasi. Dan kami dari Pemprov Sumbar, juga berharap agar nagari lainnya di salingka Danau Singkarak ini juga bisa meniru apa yang telah dilakukan Nagari Sumpur,” imbuhnya.

Plt Dirut PT Semen Padang, Asri Mukhtar Dt Tumangguang mengatakan bahwa penebaran hasil pembenihan ikan bilih oleh PT Semen Padang ke habitatnya di Danau Singkarak ini dilakukan dalam rangka HUT ke-112 PT Semen Padang. Kemudian, terkait konservasi ikan bilih dilakukan perusahaan, karena ikan bilih ini menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke Danau Singkarak.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, populasi ikan bilih ini semakin menurun karena berbagai hal. Sebagai perusahaan peduli pada kelestarian lingkungan, PT Semen Padang mencoba untuk mengkonservasi ikan bilih. Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH), konservasi ikan bilih dilakukan di area Kanekaragaman Hayati (Kehati) PT Semen Padang.

“Kegiatan konservasi dimulai tahun 2018 dengan berbekal benih lebih kurang sebanyak 1300 ekor. Alhamdulillah, ikan bilih dapat hidup dan berkembang biak. Bahkan indukan bilih yang kita pelihara ukurannya besar, ada yang mencapai 15 cm. Dan tentunya, ini merupakan keberhasilan yang sungguh membahagiakan dan membanggakan kita bersama,” kata Asri Mukhtar.