Gubernur Mahyeldi Tebar 4000 Bibit Ikan Bilih di Danau Singkarak

Program konservasi ikan bilih, sebut Asri Mukhtar, akan terus dilakukan, termasuk penebaran ikan bilih ke habitat Danau Singkarak yang juga terus dilakukan secara berkala. PT Semen Padang menargetkan pada tahun 2025, ikan bilih yang dikonservasi tidak hanya dikembalikan ke habitat Danau Singkarak, tapi juga bisa dikembangkan ke habitat baru.

Namun begitu, pihaknya terus berharap dukungan dari UBH. Karena, berkat dukungan UBH ini lah konservasi ikan bilih Danau Singkarak bisa berjalan sukses, sesuai dengan ekspektasi PT Semen Padang sebagai perusahaan semen yang peduli terhadap lingkungan, termasuk ikan bilih endemik di Danau Singkarak.

“Terima kasih UBH. Mudah-mudahan, apa yang telah dilakukan ini dapat membantu menyelamatkan ikan bilih dari kepunahan, dan selanjutnya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, sebagai mata pencaharian. Mari kita jaga bersama Danau Singkarak beserta keanekarahaman hayati di dalamnya, demi anak cucu kita,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UBH Prof.Dr. Tafdil Husni, SE. MB.A, mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah melibatkan UBH dalam konservasi ikan bilih. Karena, bagi UBH sendiri, keterlibatan dalam konservasi ikan bilih murupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Ia berharap sinergi UBH, khususnya LPPM melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan PT Semen Padang ini dapat terus berlanjut dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti masyarakat nelayan di Danau Singkarak ini.

“Di Sumbar, hanya UBH yang memiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan fakultas ini tentunya menjadi potensi bagi UBH untuk pemberdayaan masyarakat nelayan di Danau Singkarak. Seperti konservasi ikan bilih bersama PT Semen Padang ini misalnya, dapat memberikan manfaat dalam pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Sebagai contohnya, sebut Tafdil, dalam penebaran ikan bilih di habitat Danau Singkarak ini. Jika dari ribuan ekor ikan bilih ini ada yang betina sebanyak 400 ekor misalnya, maka ketika bertelur ikan bilih betina tersebut akan menghasilkan telur sebanyak 2,4 juta.

“Bayangkan bagaimana besarnya dampak dari penebaran ikan bilih ini. Namun dengan catatan, masyarakat nelayan tidak boleh mengeksploitasi ikan bilih secara besar-besaran. Salah satunya, tidak boleh menangkap dengan bagan. Para nelayan Danau Singkarak diharapkan juga meniru apa yang dibuat Pemerintahan Nagari Sumpur, dalam menjaga kelestarian ikan bilih,” katanya mengingatkan.

Kepala Unit CSR PT Semen Padang Rinold Thamrin menyebut bahwa konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan melalui Pilar Lingkungan. Konservasi ikan bilih ini dimulai sejak awal tahun 2018, namun pada saat itu belum terarah dan sistematis.

Kemudian pada bulan Juli di tahun yang sama, PT Semen Padang melakukan kerjasama dengan UBH untuk konservasi ikan bilih secara ex-situ di sungai area Kehati PT Semen Padang. Selanjutnya dari tahun 2019/2020 berhasil dilakukan pembiakan secara alami di sungai tersebut.

Namun dari hasil monitoring dan evaluasi, diketahui bahwa tim Kehati PT Semen Padang kesulitan untuk mendeteksi populasinya. Akhirnya, pada tahun 2020, dimodifikasilah kolam di kawasan D1 PT Semen Padang menjadi replikanya Danau Singkarak dengan membuat area pemijahan di sekitar kolam.