Opini  

Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Oleh : Andrinof A. Chaniago - Perantau Minang di Jakarta

Misalnya, jika awalnya rumor hanya berisi soal gaya hidup seseorang lalu bertambah isinya dengan pernyataan bahwa seseorang yang dirumorkan itu melakukan korupsi, main perempuan, dan sebagainya, jadilah ia fitnah yang bergulir dalam budaya rumor.

Dalam tulisan ini saya tidak mau menyimpulkan bahwa rumor benar-benar telah membudaya di Ranah Minang.

Tetapi, saya berharap ada peneliti atau akademisi yang mau mengambil inisiatif melakukan penelitian mengenai budaya rumor di Ranah Minang.

Beberapa fakta yang akan saya kemukakan mungkin bisa dijadikan fenomena sebagai tahap awal untuk titik total penelitian.

Mengkaji dengan serius fenomena budaya rumor ini menjadi lebih penting dari potensi penyakit sosial lainnya, karena fenomena ini sepertinya sudah melekat pada diri para elite dan kaum terdidik di Ranah Minang.

Fenomena budaya rumor bukan hanya suasana yang sesekali terdengar di kedai kopi di sudut nagari dan di kalangan masyarakat bawah, tetapi sering terdengar dari mulut mereka yang berstatus tokoh, orang terdidik bahkan oknum tokoh agama.

Saya ingin menunjukkan dua saja dari sejumlah pengalaman yang saya punya. Pertama, soal rumor bahwa saya membangun Kawasan Wisata Mandeh karena saya membangun kampung asal saya, Pesisir Selatan.

Kedua, ini bukan sekedar rumor, tetapi fitnah ketika saya di-reshuffle dari posisi Menteri PPN/Kepada Bappenas RI tahun 2015.

Kasus pertama penting saya angkat karena hingga saat ini, persisnya di Hari Raya Idul Fitri kemarin, saya masih mendengar langsung dari seorang tokoh pengusaha sekaligus seorang munfiqin yang telah membangun sebuah masjid indah di Sumbar, yang bersilaturrahmi ke rumah saya di Padang.

Ketika sampai pada perbincangan tentang kampung asal, beliau langsung mengungkapkan, “Oh, saya kira Pak Andrinof orang Pesisir Selatan”.

Inilah pernyataan yang kesekian kalinya saya dengar. Sebelumnya, saya pernah mendengar dari beberapa pejabat eselon 2 di provinsi dan beberapa kabupaten, walaupun saya sudah beberapa kali dalam lima tahun terakhir di beberapa kesempatan pertemuan saya menjelaskan kampung asal ibu saya dan ayah saya.