Opini  

Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Oleh : Andrinof A. Chaniago - Perantau Minang di Jakarta

Saya katakan, “Kampung asal (ibu) saya, Sumpu, Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Ayah saya dari Nagari Kasiak-Koto Sani, Sumani, Solok”.

Jelas, saya menggerakkan pembangunan Kawasan Wisata Mandeh bukan karena sedang membangun kampung asal saya.

Sayangnya, anggapan bahwa saya menggerakkan pembangunan Kawasan Wisata Mandeh dan mendatangkan Presiden Jokowi ke Kawasan Mandeh pada 10 Oktober tahun 2015 sehingga dapat proyek pembangunan jalan sepanjang 43 kilometer, telah dirumorkan dengan kencang bahwa saya melakukan itu karena saya membangun kampung asal saya.

Saya yakin, hingga saat ini masih ada sejumlah orang yang pernah mendengar rumor ini tetapi belum pernah mendengar klarifikasi dari saya.

Dari pengalaman terakhir bertemu pengusaha dan munfiqin di hari Hara Raya Idul Fitri kemarin itu, tentu masih banyak orang penting yang menelan konten rumor tersebut.

Tidak bisa saya ingkari bahwa saya amat jengkel dengan pengerdilan misi saya membangun Kawasan Mandeh seperti yang dirumorkan itu.

Dengan sikap perilaku seperti itu, jelas sekaligus mereka tidak peduli dengan dasar gagasan saya menggerakkan Kawasan Mandeh sebagai tindakan strategis untuk menggerakkan pariwisata Sumbar.

Mereka tidak peduli akan hasilnya yang sedikit banyak telah meningkat PAD di Kota Padang dari kenaikan tingkat hunian hotel dan kunjungan ke restoran-restoran karena wisatawan dari Riau, Jambi dan Jakarta yang ingin melihat Mandeh.

Mereka tidak berusaha menangkap pembelajaran yang ingin saya sampaikan bahwa untuk mengubah sebuah potensi bagus menjadi hasil kongkrit perlu istiqomah dan gigih memperjuangkannya.

Kasus kedua lebih hebat lagi. Kelas rumornya sudah berisi fitnah keji. Ketika saya di-reshuffle dari Kabinet Bersama 4 menteri lain pada bulan Agustus 2015, tentu beragam komentar yang muncul.

Dari yang sedih, menyayangkan dan kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi hingga yang bersorak gembira di medsos. Di sebuah milis komunitas rantau, ketika itu, saya menyimak juga beragam pandangan dan spekulasi.