Dari Perumahan Bersubsidi Mengalir Hingga Jauh  

SESUDUT perumahan Graha Bungo Mas, Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. Ada geliat ekonomi yang mengalir hingga jauh dari perumahan bersubsidi ini.

Gusnaldi Saman

Wartawan Topsatu.com

Bicara rumah bersubsidi, terkadang, ada yang mengernyitkan kening karena dianggap hanyalah sebuah proyek biasa dan dihuni oleh orang yang biasa-biasa pula. Padahal, siapa sangka, dari komplek tersebut geliat ekonomi mengalir sampai jauh.

Pandemi Covid-19 memang telah merusak berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali berimbas pada sektor properti. Padahal, dari sektor tersebut betapa geliat ekonomi dapat dirasakan karena menyasar berbagai elemen yang ikut menentukan mengepulnya periuk beras seseorang.

Betapa tidak, lihatlah pada salah satu komplek perumahan bersubsidi yang diberi nama Graha Bungo Mas, Kota Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, yang dibangun oleh salah seorang pengembang lokal dengan memanfaatkan pembiayaan dari Bank Tabungan Negara (BTN) pada 2020 tahun lalu, ternyata hingga kini kegiatan ekonomi di sana begitu dirasakan. Terlebih pada 2021 ini, komplek yang kini sudah berdiri ratusan unit rumah itu, pun akan terus dikembangkan.

Seperti dalam sepotong siang, Sabtu (06/02/2021), terlihat lalu-lalang kendaraan pembawa timbunan, kerikil hingga pasir di sana. Sebuah alat berat terlihat tengah mendatarkan lahan. Banyak pekerja di sana.

Persis di sebelahnya, di area yang sudah berdiri deretan panjang rumah bersubsidi itu, keriuhan terdengar saat palu tukang menghempas keras, entah tengah memasang seng, kusen atau dinding untuk rehab bangunan tersebut. Walau peluh mengalir deras saat matahari memanggang garang, tapi di raut wajah mereka tetap menyemburkan sebersit keceriaan dan harapan.

“Untung masih ada pekerjaan. Kalau tidak, dengan apa anak bini mau dinafkahi,” ujar Sigit (32), kepada Topsatu.com, seorang pekerja bangunan yang justru datang dari kota berbeda dari tempat dia bekerja.

Sigit, ayah satu anak ini mengaku saat di awal-awal pandemi, kegiatan pembangunan sejumlah perumahan sempat terhenti. Dan, itu jelas sangat berpengaruh kepada dirinya, dan mungkin jutaan warga di negeri ini yang berprofesi sama sebagai pekerja bangunan, yang turut terimbas pula tentunya. “Yang dikerjakan ini kan rumah warga proyek perumahan bersubsidi tahun lalu. Seperti membuat dapur dan lainnya,” katanya.

“Alhamdulillah di awal tahun ini pengembang pun bersemangat lagi membuka area perumahan baru. Seperti pengembangan komplek perumahan ini, misalnya. Di tempat lain juga mulai terlihat. Dan, ini kontan menjadi kabar baik bagi kita-kita yang bekerja sebagai tukang bangunan,” sambar Deri, pekerja lainnya, sambil menunjukan kepada Topsatu.com area yang segera pula dibangun perumahan di sana.

Seorang tukang senior di Padang, Jasmaidi, membeberkan, sungguh sektor properti memiliki multiplayer effect terhadap berbagai sektor ekonomi lainnya. “Jangan hanya berpikir ketika sebuah komplek perumahan dibangun, hanya akan menguntungkan pengembang atau pihak perbankan yang membiayai kredit perumahan dimaksud,” ucapnya.

Terlebih membangun rumah bersubsidi, katanya, banyak elemen yang diuntungkan. Mulai dari warga menengah ke bawah yang akan menikmati rumah tersebut, para pekerja (tukang) bangunan, toko bangunan, hingga penyedia sirtukil, batu bata dan lainnya. Tak cukup sampai di situ, saat mulai membangun, di area komplek tersebut mulai berdiri kedai-kedai yang akan memenuhi konsumsi pekerja.