Dari Perumahan Bersubsidi Mengalir Hingga Jauh  

SESUDUT perumahan Graha Bungo Mas, Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. Ada geliat ekonomi yang mengalir hingga jauh dari perumahan bersubsidi ini.

Lalu, saat mulai dihuni, geliat ekonomi terus bergerak. Di komplek sudah banyak pula yang buka usaha, pedagang keliling pun masuk di sana. Dan terus menggeliat hingga jauh. “Artinya, satu saja komplek dibangun, terlebih perumahan bersubsidi yang biasanya dibangun dalam area yang luas, unit yang banyak, yang tentunya juga bakal dihuni KK yang banyak, kontan ini sebuah unit pertumbuhan ekonomi baru. Makanya, walau namanya pembangunan rumah bersubsidi, tapi jangan pernah menganggap enteng, karena di sana terdapat perkembangan rantai ekonomi yang cukup luas. Yang jelas, bila sektor properti bergairah, jelas akan turut menggairahkan pula hingga ratusan industri terkait di negeri ini,” terang Jasmaidi.

Dia berharap, pemerintah seperti melalui BTN, misalnya, yang konsen dengan pembiayaan perumahan bersubsidi ini, semoga tetap serius dengan sektor yang satu ini. Terlebih bila melihat kondisi pandemi – yang masih akan dirasakan dalam beberapa tahun ke depan – makanya pantas memperhitungkan kemampuan warga untuk bisa memiliki rumah.

Disinggung soal pandemi Covid-19, Jasmaidi menyebut bahwa kondisi pelit itu tak mesti (lagi) harus menghentikan geliat sektor properti. “Semua sudah ada rambu-rambunya. Prokes harus tetap jalan. Saat tukang bekerja, pakai masker tentu tidak mungkin. Hanya saja, yang mesti dipastikan adalah bahwa satu pekerja tersebut sudah bebas covid, sebelum bergabung dengan pekerja lain. Semuanya harus membiasakan diri,” katanya.

Dia memberi kalkulasi, apapun namanya wabah yang terjadi, yang namanya hidup akan terus berlanjut. Butuh makan, butuh biaya. Periuk nasi masyarakat harus tetap mengepul. Dan, kalaulah pembiayaan perumahan ini disetop atau dikurang-kurangi oleh pemerintah, justru dampaknya bisa saja lebih hebat dari keganasan covid.

“Ngerikan!” ujarnya.

Untuk itu, dia berharap bank penyalur pembiayaan perumahan ini, seyogyanya juga ikut lebih jauh memperhatikan hal-hal seperti ini. Seperti ikut peduli dan memastikan setiap tukang, misalnya, tetap menjalankan protokol kesehatan. Tanggung jawab itu tak mesti hanya dibebankan pada pengembang atau kepala tukang, tapi alangkah indahnya juga menjadi perhatian bank penyalur.

“Misalnya, pihak BTN ikut terlibat saat tes covid ribuan pekerja sektor properti. Ini, sederhana memang, tapi memiliki efek domino yang luar biasa, karena menyasar hingga tukang, masyarakat bawah,” urai Jasmaidi.

SEJUMLAH tukang tengah bekerja di perumahan bersubsidi.

 

10 Ribu Unit

Saat bersamaan, permintaan rumah bersubsidi di tanah air, termasuk di Sumatera Barat, terbilang masih tinggi. Dan, organisasi perumahan Real Estate Indonesia (REI) Sumbar pun berupaya memenuhinya.