Wako Genius Umar Ikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2021

PARIAMAN – Sektor pertanian menjadi mesin penggerakan perekonomian terbesar bagi Indonesia dimasa pandemi Covid-19 saat ini . Demikian dikatakan Presiden RI, Joko Widodo saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2021 secara virtual, Rabu, (25/8).

Hadir dalam Rakornas tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Gubernur, Bupati dan Walikota se Indonesia dan seluruh jajaran TPIP dan TPID se Indonesia.

Pemerintah Kota Pariaman dihadiri langsung oleh Walikota Pariaman, Genius Umar didampingi Asisten I, Yaminurizal dan Kabag Kesra dan Perekonomian, Syamsurizal secara virtual di ruang rapat Walikota Pariaman.

“Kita harus bisa memanfaatkan momentum pandemi ini untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian, karena ditengah pandemi ini pertanian menjadi sektor unggulan karena bisa bergerak produktif dan melibatkan banyak tenaga kerja ,” terang Jokowi.

“Alhamdulillah, di kuartal pertama sektor pertanian tumbuh positif 2,95 persen dan di kuartal kedua masih kembali tumbuh positif diangka 0,38 persen dan pada kuartal ketiga nanti kita yakin sektor pertanian masih bisa tumbuh lebih baik lagi karena potensi pasar masih sangat besar ,” jelasnya.

Jokowi juga minta kepala daerah untuk memperkuat pendampingan bagi petani, manfaatkan teknologi termasuk platform digital untuk mendorong peningkatan produktifitas petani dan memotong senjangnya mata rantai pemasaran UMKM dan pangan.

“Kita wajib bersyukur meskipun kita menghadapi ketidakpastian ditengah pandemi ini. Meskipun demikian pertumbuhan ekonomi kita semakin membaik, namun kita harus tetap menjaga kewaspadaan ,” ungkapnya.

Dikatakannya pula bahwa di kuartal kedua tahun 2021 ini kita mampu tumbuh 7,07 persen year on year (perbandingan data tahun sebelumnya) dengan tingkat inflasi yang terkendali diangka 1,52 persen year on year.

Angka inflasi itu jauh dibawah target inflasi tahun 2021 yaitu 3 persen, tetapi kita juga tahu bahwa inflasi yang rendah bukanlah hal yang menggembirakan karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktifitas dan mobilitas.

Sementara itu di kuartal ketiga tahun 2021 ini kita juga tetap waspada mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, penyebaran Covid-19 harus bisa kita kendalikan.

“Daya beli masyarakat terus ditingkatkan yang akan mendorong sisi permintaan serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi ,” ungkapnya.

Jokowi juga tekankan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga utamanya barang-barang kebutuhan pokok. Dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun tetap jaga stabilitas harga bahan pangan karena sangat penting bagi masyarakat kita.