PADANG – Seorang warga negara Indonesia (WNI) asal Sumatera Barat (Sumbar) bernama Zailis diduga dinaiaya majikannya di Selangor, Malaysia. Saat ini, dia sedang dirawat di rumah sakit setempat.
Ketua Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Malaysia (Permai) Efruddin Joko dalam keterangan tertulis mengatakan, Zailis bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di Selangor.
Selama bekerja, dia tidak pernah menerima upah yang merupakan hak-nya selama tiga tahun belakangan ini. “Gajinya tidak dibayar selama tiga tahun dengan total RM32.000 atau setara dengan sekitar Rp110 juta,” kata Efruddin Joko, lewat suratnya yang di tulis Selasa (6/9/2022).
Selain tak menerima gaji, korban Zailis juga mengalami penganiayaan hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Besar Selayang, Kuala Lumpur dan mendapatkan perawatan intensif sejak Sabtu (3/9/2022).
Menanggapi masalah tersebut Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) angkat bicara. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI Padang, Bayu Aryadhi, korban bernama Zailis tersebut ternyata tidak terdaftar di sistem BP2MI atau unprosedural.
“Setelah kami lacak dan koordinasi dengan pihak KBRI setempat, yang bersangkutan merupakan pekerja migran unprosedural,” kata Bayu, Selasa (6/9/2022). Bayu menambahkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut berangkat tanpa prosedur yang benar.
“Kuat dugaan, Zailis berangkat ke Malaysia menggunakan paspor untuk melancong atau liburan, namun malah bekerja di sana. Permasalahan yang dihadapi bersangkutan, KBRI di Kuala Lumpur telah memantau terhadap yang bersangkutan. Saat ini posisinya sudah pulih dari salah satu rumah sakit di sana. Saat ini ditempatkan di penampungan yang ada di KBRI,” kata Bayu.
Kata Bayu, keberangkatan pekerja unprosedural tersebut juga semakin memperjelas masih banyak oknum tak bertanggungjawab terkait dengan pemanfaatan pekerja migran. Dia mengatakan, untuk bisa bekerja di luar negeri harus melalui prosedur yang benar. (inews)
