Agam  

Sebanyak 280 Mahasiswa Upgrisba Studi Lapangan Di Museum Adityawarman

PADANG.

Museum mengelola bukti material hasil budaya , material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada masyarakat umum melalui pameran permanen, temporer, dan keliling.

Museum Adityawarman Padang adalah salah satu museum budaya yang menyimpan banyak sekali nilai nilai itu. Setidaknya 7 unsur budaya Minangkabau di presentasi secara visual di museum yang terletak di jalan Diponegoro Belakang Tangsi itu.

Sebanyak 280 Mahasiswa Universitas PGRI (Upgrisba) Padang yang mengambil mata kuliah Budaya Minangkabau Sabtu (17/12) melakukan studi lapangan ke museum itu untuk mempelajari secara langsung budaya Minangkabau melalui benda benda orisinil dan replikasi benda benda budaya Minang disana.

“Kita tugaskan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran langsung melalui benda benda budaya yang ada disini ” kata Dr. Zulfa Koordinator dosen pengampu mata kuliah Budaya Minangkabau.

Selain Zulfa ikut mendampingi mahasiswa Dr. Adiyalmon, M.Khudri dan Hanafi. “Mahasiwa kami yang hadir disini sebanyak 18 lokal, dari semua Prodi dengan jumlah dosen sebanyak 7 orang ” kata Zulfa yang baru saja menyelesaikan disertasinya Budaya Minangkabau.

Di Upgrisba, matakuliah Budaya Minangkabau adalah mata kuliah wajib dan dijadikan sebagai mata kuliah unggulan. ” Kita mendidik mahasiswa yang memiliki kemampuan apresiasi terhadap budaya lokal, sebagai salah satu kekuatan dan keunggulan orang Minangkabau” kata Zulfa.

Di museum ini mahasiwa dibebaskan untuk melihat dan mengamati benda benda budaya yang dipamer. “Dari rencana semula kita akan didampingi oleh pihak museum untuk menjadi nara sumber untuk mahasiswa kami, tapi karena kepala museum buk Novi berhalangan, kami dilayani oleh dua orang staf beliau, namun karena jumlah mahasiswa sangat banyak, maka sebagian besar mahasiswa dibebaskan untuk belajar mandiri ” kata Zulfa.

Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, meliputi geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filolo­gika, keramologika, seni rupa, dan teknalogika.. Koleksi lain yang dimiliki oleh museum ini adalah benda purbakala peninggalan Kerajaan Dharmasraya, yaitu berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa.

Ruang utama museum menampilkan diaroma yang mempresentasikan sistem adat yang dimiliki oleh masyarakat Minang dengan penjelas tersturktur mengenai hubungan kekerabatan dalam adat Minangkabau. Berbeda dari daerah-daerah lainnya di Indonesia yang pada umumnya memegang sistem kekerabatan patrilineal, Minangkabau sendiri menggunakan sistem matrilineal sehingga perempuan memegang pengaruh kuat di Minangkabau. Aktivitas perempuan Minang dipaparkan dengan apik di area museum. Mulai dari mengasuh anak, memasak untuk keluarga dan lingkungan lebih luas, sampai tradisi lisan yang berupa pantun sebagai sarana ibu menanamkan nilai kehidupan bagi anak. Kesenian banyak ditampilkan dalam upacara-upacara adat, salah satunya adalah upacara pernikahan. Di salah satu sudut museum terdapat ruang peragaan pelaminan pernikahan adat Minang. Tentu saja ruangan ini menjadi salah satu yang paling diminati oleh pengunjung.

Selain itu, di bagian ruangan lain terdapat koleksi-koleksi benda bersejarah dan budaya dari Suku Mentawai. Meskipun masih sama-sama dalam satu daerah, yakni Sumatra Barat, Suku Mentawai menerapkan adat istiadat yang sama sekali berbeda yakni menerapkan sistem kekerabatan patrilineal.

“Kami ditugaskan oleh dosen kami untuk membuat laporan tentang alat alat kehidupan dan budaya sandang, papan dan pangan masyarakat Minangkabau ” kata Agung, salah seorang mahasiswa.