Penutupan MTQ Nasional ke XXVIII Meriah Dengan ‘Jalan Kemenangan’

Menabuh gendang pada penutupan MTQN ke 28 di Padang. Ist

Kemudian di pengujung acara, Sanggar Saandiko dari Bukittinggi memberikan kesan meriah lewat pertunjukan musik kontemporer berjudul “Jalan Kemenangan”. Pimpinan sanggar, Edi Elmitos menyebutkan, “Jalan Kemenangan” adalah karya yang mewakili identitas adat dan keislaman Sumatera Barat, yang dibawakan oleh sepuluh seniman muda binaannya.

“Tentu saja sebuah kehormatan bagi kami dapat terlibat dalam penutupan MTQ Nasional Ke-28 ini. Kami ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara, Dinas Kebudayaan, Ekonomi Kreatif, Pemprov Sumbar, Kementerian Agama, dan semua pihak yang telah mempercayai Sanggar Saandiko untuk menyemarakkan malam penutupan ini,” kata Edi.

Dikatakannya, lantunan musik tersebut menggambarkan kondisi kekinian yang dipenuhi dengan teknologi. Kemudian dipadukan dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya. Bagaimana perpaduan itu menyikapinya secara bijak agar terujud harmoni yg indah dalam berbangsa dan bernegara. Optimis menatap masa depan terutama untuk generasi muda dan generasi yang akan datang.

“Jalan kemenangan itu adalah suasana kekinian yang digambarkan dalam nilai-nilai keagamaan dan budaya,”sebutnya.

Pembukaan

Sebelumnya pada pembukaan MTQ Nasional Ke-28, Satu 14 November 2020, puluhan seniman dari Sanggar Elly Kasim secara apik menampilkan tari massal berjudul ‘Syahadat Mengangkat Harkat’. Atraksi dan tarian kolosal tersebut mengkisahkan tentang bagaimana ulama dan kaum adat di Minangkabau membuhul ikrar “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABK-SBK), yang merupakan karya Elly Kasim bersama budayawan yang juga suaminya, Almarhum Nazif Basir.

Dari awal, Dinas Keudayaan Sumbar menggiatkan sosialisasi dengan menggandeng 12 komunitas seni pertunjukan serta 4 komunitas film. Komunitas seni yang tergabung dalam Forum Batajau Seni Piaman pun kemudian menelurkan enam karya tentang enam tokoh bangsa dari Sumbar yaitu, Syekh Sulaiman Arrasuli, Bung Hatta, Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah, H. Agus Salim, serta Buya Hamka.

Sementara itu, komunitas yang lain ikut menghadirkan pertunjukan seni kontemporer kreasi berbasir tradisi. Keenamnya adalah Komunitas Seni Intro, Impessa Dance Company, Komunitas Seni Budaya Balingka, Tanmenan Collective Arts Project, Candasuara, serta Teater Imam Bonjol Padang.(*)