Opini  

Model Smart Learning Berbasis Sistem Pakar untuk Matakuliah Pemrograman Visual

Dari segi afektif juga terjadi perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada aspek ini, dilakukan pengamatan oleh dua orang pengamat terhadap proses pembelajaran mahasiswa pada waktu pembelajaran secara sinkron. Indikator yang diperhatikan ada empat, yaitu kerja sama, disiplin, tanggung jawab, dan diskusi. Dari indikator ini, terjadi perbedaan juga antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, di mana kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hasil belajar psikomotor juga menunjukkan hal yang serupa dengan dua hasil belajar lainnya, di mana hasil belajar atau kompetensi siswa dalam membuat program untuk kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Setelah dilakukan secara lengkap seluruh tahapan penelitian dan pengembangan Model Smart Learning Berbasis Sistem Pakar, akhirnya diperoleh model final. Hasil pengembangan akhir menunjukkan bahwa baik para ahli yang terlibat dalam penilaian model pembelajaran ini maupun uji empiris dari data yang dikumpulkan dari uji lapangan menunjukkan bahwa Model Smart Learning Berbasis Sistem Pakar ini valid, efektif, dan praktis.

Model Smart Learning Berbasis Sistem Pakar (SLBSP) merefleksikan karakteristik diantaranya memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk merekonstruksi pengetahuan baik secara individual maupun secara kelompok (konstruktivisme); mempertimbangkan gaya belajar mahasiswa; pembelajaran bersifat interaktif dan berpusat pada mahasiswa; dan kaya akan konten pembelajaran, di mana beragam media pembelajaran akan disediakan di e-learning sesuai dengan gaya belajar mahasiswa.

Model ini dikembangkan menggunakan prosedur pengembangan Borg and Gall dengan empat tahapan, yaitu identifikasi masalah dan analisis kebutuhan; perencanaan, pembuatan model SLBSP awal dan validasi ahli; uji lapangan awal dan revisi; dan uji lapangan utama dan revisi.

Melalui focus group discussion (FGD), format penilaian ahli, dan analisis statistik yang sesuai, model SLBSP dan seluruh elemennya merupakan model yang valid.

Berdasarkan respon mahasiswa dan dosen terhadap instrumen persepsi model disimpulkan bahwa model SLBSP praktis.

Model SLBSP ini memberikan petunjuk kepada mahasiswa bagaimana belajar sesuai dengan karakteristik mereka terutama sekali gaya belajar mereka. Dengan sadarnya mahasiswa dengan gaya belajarnya dan diberikan panduan bagaimana belajar dengan gaya belajar tersebut, mahasiswa mampu belajar secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Model ini relevan untuk menjalankan pembelajaran Abad 21 yang memuat keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi dan era revolusi industri 4.0 seperti literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.

Model ini adalah model pembelajaran yang interaktif dimana mahasiswa diberikan kontrol penuh untuk mengatur jalur pembelajarannya dan juga memilih komponen belajar dan media pembelajaran yang disenanginya. Hal ini berbeda dengan model pembelajaran adaptif lain yang menggunakan karakteristik mahasiswa untuk memisahkan pengalaman belajar mahasiswa sehingga mahasiswa hanya mengalami pengalaman belajar sesuai dengan gaya belajar dominannya. Hal ini karena pada dasarnya karakteristik mahasiswa yang digunakan pada model ini adalah gaya belajar yang merupakan suatu variabel yang bukan mutually exclusive.

Perlu adanya sosialisasi hasil temuan dari pengembangan model ini di program studi, jurusan, fakultas maupun di pendidikan vokasi secara menyeluruh dan berkelanjutan agar mampu mengatasi pembelajaran;meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang baik dan belajar secara menyenangkan. (***)