Muhammadiyah, Membumikan Islam di Bumi Sikerei

PEMBANGUNAN MASJID -Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, Ustadz H. Solsafad Rustam, S.Pdi, MA, saat meletakkan batu pembangunan pertama Masjid Taqwa Muhammadiyah  di Dusun Sao, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan,  Kabupaten Kepulauan Mentawai. (ist)

 

Oleh: Soesilo Abadi Piliang

(Wartawan topsatu.com)

 

Kebahagiaan terpancar di wajah Gusan, 45, warga Dusun Sao, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Bahagia karena dirinya bersama isteri tercinta dan keempat putera-puterinya telah menjadi mualaf.

Sebagai tanda cintanya yang begitu mendalam pada ajaran Islam, petani tersebut ikhlas mewakafkan tanahnya seluas 2.000 meter persegi ke Pengurus Daerah Muhammadiyah Mentawai untuk menjadi lokasi pembangunan masjid pada tiga tahun yang lalu. Di atas lahan tersebut didirikan Masjid Taqwa Muhammadiyah. Kini, pengerjaan pembangunan masjid ini dalam tahap finishing.

“Dalam ajaran Islam, katanya wakaf adalah sedekah yang paling mulia, dan Allah SWT menjanjikan pahala yang sangat besar bagi orang yang berwakaf, dengan melimpahkan aliran pahala dan kebaikannya sampai hari kiamat,” ujar Gusan usai sholat maghrib berjemaah di Masjid Taqwa di Dusun Sao, baru-baru ini.

Gusan adalah salah satu diantara penduduk asli Mentawai yang menjadi mualaf. Mereka menjadi mualaf karena tak terlepas dari peran para dai yang menyampaikan ajaran Islam di kawasan yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat tersebut. Peran tersebut diantaranya dimainkan pula oleh para dai dan mubaligh Muhammadiyah yang terus berjuang mensiarkan ajaran Islam di Mentawai .

Upaya mereka membumikan ajaran Islam tidak sia-sia. Islam telah diterima secara terbuka oleh masyarakat di daerah yang terletak di bagian paling barat Pulau Sumatera dan dikelilingi Samudera Hindia tersebut. Saat ini, Mentawai yang dikenal dengan julukan Bumi Sikerei telah menjadi kawasan tujuan wisata dunia karena terkenal dengan spot surfing terbaik di dunia setelah Hawaii, memiliki alam, dan budaya yang memesona.

Menyoal tentang keyakinan, tidak ada paksaan bagi penduduk setempat untuk menganut agama Islam.Penduduknya pun dengan suka cita menjadi mualaf. Bahkan, ada yang mewakafkan tanah mereka untuk Pengurus Pimpinan Daerah Mumammadiyah (PDM) setempat untuk mensiarkan ajaran Islam dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. “Masya Allah, kita berhasil membimbing masyarakat lokal yang atas kesadaran sendiri masuk ke dalam agama Islam. Ada yang masuk Islam, dan yang luar biasanya mau pula mewakafkan tanahnya kepada kami (Muhammadiyah), seperti yang dilakukan keluarga Gusan,” ujar Ustadz H. Solsafad Rustam, S.Pdi, MA, yang mengislamkan keluarga Gusan kepada penulis di Padang, Minggu (31/5) lalu. Solsafad juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat yang membina Majelis Tablig, Lembaga Dakwah Khusus, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

Gusan bersama isteri tercinta dan keempat putera dan puterinya telah menjadi mualaf sejak tahun 2017 lalu, bersama para mualaf lainnya senantiasa mendapatkan pembinaan dari Muhammadiyah untuk menjadi muslim yang taat, mengupayakan derajat ekonomi keluarga melalui pemberian zakat dan pekerjaan secara musiman.

Solsafad menuturkan, di atas tanah seluas 2.000 meter persegi yang merupakan tanah wakaf Gusan itu dibangun Masjid Taqwa Muhammadiyah dengan luas 11 meter x 9 meter persegi. Pembangunan masjid tersebut dibangun dengan mempekerjakan keluarga Gusan dan sejumlah penduduk setempat, dan memberikan pendapatan tambahan bagi Gusan dengan menjadikan rumah Gusan sebagai dapur umum yang menyediakan makanan bagi para tukang.