Siswa Korban Gempa, Jangan Dipersulit dengan Berbagai Aturan

Seorang murid SDdi Pasaman tetap semangat dengan senyum lebar,meski belajar dan ujian di tenda.Ist

PADANG-Meski baru melewati masa sulit, pelajar korban gempa Pasaman dan Pasaman Barat tetap melaksanakan ujian naik kelas dan ujian kelulusan. Ujian berlangsung di tenda, sebagian lain tetap di ruang kelas yang tidak terlalu terdampak bencana alam.

Kepala Dinas Pendidikan, Pasaman, Sukardi mengatakan ujian tengah semester sudah berlangsung sejak Senin 14 Maret 2022. Pelaksanaan ujian dilakukan setelah mencari tahu kondisi siswa mereka yang terdampak gempa.

“Saya minta para guru mencari tahu kondisi siswanya. Lalu mereka menyampaikan anak-anak sudah ingin belajar dan mau mengikuti ujian. Atas kondisi itu kami melaksanakn ujian naik kelas dan ujian kelulusan,” kata Sukardi yang dihubungi topsatu.com, Jumat (18/3).

Dikatakannya, ujian untuk siswa kelas IX sudah berlangsung Senin kemarin dan akan berakhir pekan depan. Saat ujian anak-anak tidak dibebankan dengan peraturan seperti saat kondisi normal. Misalnya harus menggunakan seragam lengkap, pakai sepatu dan atribut lainnya.

“Sebelum ujian saya sudah kumpulkan para kepala sekolah dan para guru. Saya tekankan jangan ada aturan yang akan menjadi beban bagi anak. Sebab mereka baru saja ditimpa bencana. Saat ini fokus kami, bagaimana mengembalikan piskologis anak seperti semula, meski dalam waktu dekat itu mustahil terjadi.Tapi kami akan tetap berusaha,” terangnya.

Dijelaskan Sukardi, sekolah yang terdampak gempa 25 Februari 2022 terdapat di Kecamatan Tiga Nagari, Pasaman, yakni SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 3. Dari tiga sekolah itu yang terbilang rusak parah adalah SMPN 2. Kondisi itu mengharuskan siswanya ujian di tenda.

“Di SMPN 2 Malampah, siswa sebagian besar memang ujian di tenda. Tenda kemarin ada dua, satu lagi akan ditambah besok (Sabtu-red). Tenda dari LPMP Kemendikbud dan Unicef, tendanya cukup nyaman digunakan untuk belajar,” sebutnya.

Kepala Sekolah SMA Pasaman, Zulfil Dairi, mengatakan di sekolah yang dia pimpin, semua siswa mengikuti ujian menggunakan seragamlengkap. Meski demikian sejumlah siswa tidak mengikuti ujian karena beberapa alasan.Seperti ada yang sakit, orangtua meninggal dunia dan tak hadir karena hujan deras.

“Mereka yang tak ikut ujian akan ujian susulan. Kami tidak memberatkan siswa yang terdampak gempa,” kata Zulfil.

Dirincinya, untuk SD terdapat 173 ruang kelas, dari jumlah itu 42 masuk kategori rusak berat dan rusak ringan 71 ruangan. Sedangkan jumlah ruang kelas SMP terdapat 155 ruangan, 51 rusak berat dan 72 rusak ringan.

Pasaman Barat

Kepala Sekolah Pasaman Barat, Agusli mengatakan di wilayahnya terdapat dua sekolah yang ambruk. Siswa di dua sekolah itu terpaksa berlajar dan ujian di tenda yang sudah terpasangan di halaman sekolah.Tenda dari Kemendikbud RI.