Agam  

Sedihnya Keluarga Syamsuar, Dapat Program Bedah Rumah  tapi gagal karena tak Punya Tanah

Kondisi rumah keluarga Syamsuar-Zuraida saat ditinjau Walinagari Sungai Tanang bersama perangkatnya, Rabu (4/3). (Asrial Gindo)

Untuk menghidupi keluarga, Zuraida membanting tulang menerima upah sebagai penggarap ladang warga sekitar. Jangankan untuk membuat rumah layak huni untuk dapur tetap berasap saja dia sudah susah.

“Untuk dapur tetap berasap, saya bekerja di ladang orang sebagai penerima upah, sehari saya menerima upah Rp60 ribu. Kalau bapak sudah tidak dapat bekerja lagi karena sakit,” ulas Zuraida berlinang air mata.

Anak gadis sulungnya Nur Ikhmah saat ini bekerja sebagai penerima upah untuk membantu ekonomi keluarga sedangkan anak satunya lagi Rahma Yanti kini sedang kuliah di IAIN Bukittinggi semester II, dia kuliah mendapat beasiswa Bidik Misi.

Ia mengakui Pemkab Agam telah 4 kali mendaftarkannya sebagai penerima bantuan bedah rumah, namun bantuan itu belum terwujud karena ia tidak mempunyai tanah untuk membangun rumah bantuan tersebut.

Karena gebuk yang ditempatinya bersama keluarga selama puluhan tahun itu merupakan tanah pinjaman dari famili suaminya.