Agam  

Sedihnya Keluarga Syamsuar, Dapat Program Bedah Rumah  tapi gagal karena tak Punya Tanah

Kondisi rumah keluarga Syamsuar-Zuraida saat ditinjau Walinagari Sungai Tanang bersama perangkatnya, Rabu (4/3). (Asrial Gindo)

LUBUK BASUNG – Menempati rumah layak huni tentu menjadi idaman bagi setiap orang agar terlindung dari panas dan hujan seperti saat sekarang ini.

Namun hal itu berbeda dengan kondisi rumah yang ditempati keluarga Syamsuar (65) warga Jorong Pandan Gadang Nagari Sungai Tanang, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam.

Sebab selama puluhan tahun keluarga Syamsuar bersama istrinya Zuraida (57) dan dua putrinya menempati gubuk reyot yang lokasinya juga berada di tanah rawan longsor.

Miris lagi kondisi gubuk tua yang terbuat dari bambu dengan satu kamar dan satu dapur itu juga sudah miring. Selain itu ketika hari hujan air masuk ke gubuk itu karena atapnya sudah banyak yang bocor.

“Beberapa waktu lalu, saat itu hujan lebat yang diiringi angin kencang. Kami sekeluarga sedang di dalam, kami cemas kalau angin kencang itu akan membuat rumah kami diseret angin ke dalam jurang,” kata Zuraida dihadapan Walinagari Sungai Tanang, di rumah salah seorang kerabatnya, Rabu (4/3).

Karena itu ia bersama keluarga mengungsi ke rumah salah seorang keluarga suaminya karena merasa takut tinggal di gubuk itu. Hidup serba kekurangan bukan karena malas bekerja tetapi takdir berkata lain. Syamsuar yang diharapkan sebagai tulang punggung keluarga, sejak 8 tahun lalu mengalami sakit asam urat, jangankan untuk bekerja berjalan saja ia tidak mampu.