Budaya  

Pentingnya Peran Bundo Kanduang Menjaga Nilai-nilai Adat Budaya Minangkabau yang Mulai Tergerus

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin mewakili Gubernur Sumbar membuka bimtek peningkatan kapasitas Bundo Kanduang di Muesum Adityawarman, Selasa (7/5/2024).Ist

PADANG – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat menggelar bimbingan teknis peningkatan kapasitas Bundo Kandung, Selasa (7/5/2024) di Museum Adityawarman, Padang. Dengan pelatihan tersebut diharapan peran penting Bundo Kanduang mampu menjaga nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.

Di Minangkabau Bundo Kanduang, memiliki peran yang sangat besar. Tidak hanya dalam keluarganya, tapi juga terhadap masyarakat di sekitarnya.

Secara nyata bundo kanduang mampu berperan mulai dari keluarga hingga masyarakat sebagai pribadi, sebagai istri, ibu, pemangku adat. Kemudian menjadikannya tauladan dalam keluarga dan masyarakat.

“Perempuan Minangkabau bukanlah sembarangan, sebab kedudukannya yang sangat tinggi. Perempuan Minangkabau yang disebut sebagai Bundo Kanduang memiliki peranan yang teramat sentral dalam masyarakat Minang. Dia adalah penjaga Rumah Gadang. Perempuan di Minangkabau bertanggung jawab atas rumah gadang, harta pusako tinggi, dan juga lambang bagi kaumnya,”sebut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin mewakili Gubernur Sumbar pada pembukaan bimtek peningkatan kapasitas Bundo Kanduang, Selasa (7/5).

Dikatakannya, Bundo Kanduang juga bukan individu yang biasa-biasa saja. Ia banyak memiliki keistimewaan-keistimewaan. Bundo Kanduang
dikenal dengan sifatnya yang lemah lembut yang digambarkan dengan “samuik tapijak indak mati”, berkemauan keras yang digambarkan dengan “alu tataruang patah tigo“, dalam ilmu agamanya yang digambarkan dengan “unduang-unduang ka Madinah, payuang panji ka sarugo”, yang berarti bijaksana dan juga berpengetahuan luas.

Kedudukan yang terhormat ini menjadi keuntungan
tersendiri bagi perempuan Minangkabau, di mana perempuan di Minangkabau sangat dihormati secara keseluruhan. Nasehat-nasehat Bundo Kanduang adalah pelajaran-pelajaran yang berharga.

Menurutnya, banyak sekali peran Bundo Kanduang yang harus diperkuat dan diturunkan kepada generasi penerus. Dengan menganut paham
matrilinial, tentu perempuan di Minangkabau harus mampu bersikap dan bertindak agar adat dan budaya yang telah diterima secara turun temurun harus tetap terjaga.

Hanya saja, seiring dengan perubahan zaman, cepatnya perubahan dalam bidang teknologi informasi menyebabkan nilai – nilai adat, budaya, agama dan nilai – nilai ABS – SBK dalam tatanan kehidupan sehari – hari terlihat memudar. Dari waktu ke waktu tergerus oleh budaya asing

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kebudayaan mengambil peran dalam menjaga agar pemahaman nilai – nilai pada ABS – SBK terus terjaga dari generasi ke
generasi. Salah satunya melalui kegiatan bimbingan teknis tersebut.

“Kami berharap, setelah pelaksanaan bimtek ini nantinya, pelestarian adat Minangkabau ini bisa kita jalani bersama dan kita kembalikan segala sesuatu sesuai dengan apa yang sudah ditorehkan oleh Niniak Moyang Minangkabau dahulu,”ujarnya.

Ketua Bundo Kandung Sumbar, Prof. Raudha Thaib dalam kesempatan itu berpesan agar Bundo Kanduang paham dengan posisinya sangat besar dalam tatanan masyarakat Minangkabau.

Untuk itu, Bundo Kanduang harus bisa menempatkan diri sesuai dengan kapasitasnya. Karena Bundo Kanduang dalam kaum dengan Bundo Kanduang dalam organisasi itu jauh berbeda.