Sampah di TPA Air Dingin Segera Diolah Jadi Bahan Bakar

TPA Air Dingin. (ist)

PADANG – Jumlah sampah di Kota Padang, terus semakin meningkat dan kemampuan daya tampung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin semakin berkurang.

Beranjak dari itu, Pemko Padang tengah mempersiapkan pengolahan sampah menjadi bahan bakar.

Hal itu diakui oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Dr.Edi Hasymi di kantornya baru – baru ini.

Konsep energi yang dihasilkan seperti kripik -kripik sampah atau disebut RDF yang bisa mengantikan peran batu bara sebagai bahan bakar.

Saat ini, PT Semen Padang sudah menyatakan kesiapannya untuk mengunakan konsumsi RDF tersebut.

“Sistem ini sangat bagus untuk mengurangi tumpukan sampah di TPA Air Dingin dan bisa menghasilkan energi yang bisa dimanfaatkan,” ujar Edi Hasymi.

Untuk program ini, Pemko Padang mendapatkan bantuan dari Kementerian PUPR sebesar Rp100 miliar untuk membangun pabrik pengolahan sampah tersebut.

Disebutkannya, pada Oktober 2023 ini sudah selesai kajian amdal dan uji kelayakannya. Lalu, menyiapkan bangunannya selama 6 bulan.

Baru setelah itu disiapkan mesin produksinya. Diperkirakan akan beroperasi pada Oktober 2024 mendatang.

Lebih jauh disebutkan, dalam bantuan pemerintah pusat ini Pemko Padang hanya menyiapkan lahan di TPA. Kemudian biaya operasional selama satu tahun juga dibantu oleh pemerintah pusat dan setelah itu baru Pemko Padang mengangarkannya di APBD.

“Jadi untuk tahap awal ini, Pemko Padang tak menyiapkan anggaran pendamping,” ujar Edi Hasymi.

Dikatakan, dalam sehari kemampuan mesin pengolahan RDF itu mampu mengolah sampah sebanyak 200 ton. Sementara sampah yang dibuang ke TPA Air Dingin sebanyak 550 ton sehari. Artinya, akan terjadi pengurangan sampah menumpuk setiap harinya sebanyak 200 ton di TPA Air Dingin.

Menurut Edi Hasymi, bila tak dikurangi jumlah sampah di TPA Air Dingin maka kemampuan TPA Air Dingin tersebut hanya bisa dipertahankan 3 tahun lagi.

Ditambahkannya, Pemko Padang sudah membuat edaran agar ASN Pemko Padang menjadi anggota Bank Sampah di tempat tinggal mereka masing -masing sehingga sampah yang sampai ke TPA hanya tinggal 50 persen saja lagi. (deri)