PMK Beresiko Tulari Hewan Kurban

PAYAKUMBUH-Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah wilayah di Sumatera Barat termasuk Kota Payakumbuh, menjadi perhatian menjelang hari raya Idul Adha. Dimana penyelenggaraan kurban pada tahun ini harus dihadapkan dengan adanya wabah PMK pada hewan ternak, terutama sapi itu. Untuk menyampaikan informasi kepada pengurus mesjid ataupun panitia kurban, Pemko Payakumbuh memberikan sosialisasi terkait PMK itu.

Kadis Pertanian Payakumbuh Depi Sastra, kepada wartawan, Kamis (2/6), mengatakan, sosialisasi terkait wabah PMK ini pelu diberikan kepada pengurus masjid maupun panitia kurban, karena pelaksanaan ibadah kurban sudah semakin dekat. Sebab tanpa adanya sosialisasi ini, kerugian yang akan didapatkan bila menyembelih sapi yang terkena PMK.

“Dengan sosialisasi itu, maka kerugian bisa diantisipasi. “Di samping itu, kita mengantisipasi masuknya hewan yang terkena PMK, serta meminimalisir penyebaran PMK di Kota Payakumbuh. Dengan mengetahui tentang PMK dan terbentuknya kesadaran serta kewaspadaan masyarakat dengan PMK ini, maka penanganan akan efisien dan efektif. Dengan berkurangnya wabah PMK di kota kita, maka diharapkan sapi yang disembelih saat kurban adalah sapi yang betul-betul sehat,” ujarnya.

Menurutnya, dari update data terakhir sudah ada 55 ekor sapi yang terpapar PMK di Kota Payakumbuh. Dari jumlah itu, sudah tersebar di empat kecamatan selain Kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina). “Sampai saat ini belum ada sapi yang mati akibat PMK di Kota Payakumbuh, diharapkan semuanya bisa sembuh. namun demikian, kita masih tetap harus waspada. Karena penularannya termasuk cepat juga,” tambahnya.

Menurutnya, untuk pelaksanaan kurban tahun ini, di Kota Payakumbuh butuh sekitar 2000 sapi. Sementara ketersediaan sapi lokal baru sekitar 20 persen dari total kebutuhan. Tentu jalan keluarnya ternak untuk kurban ini harus didatangkan dari luar daerah. “Kita nanti berkoordinasi dengan pemprov, memperketat persyaratan ternak yang datang seperti surat keterangan kesehatan hewan, asal ternak dan tujuan ternak. Dimana dijelaskan nanti, kalau seandainya pasar ternak dibuka maka kita berlakukan aturan ketat,” jelas Depi.

Selain itu, Depi juga menyampaikan, nanti pihaknya akan membuat brosur yang akan dibagikan kepada panitia kurban. Isinya terkait tata cara berkurban di masa wabah PMK dan penanganan daging kalau sapinya ada yang kena penyakit PMK. “Yang utama sekali, tim kami nanti akan melakukan pencegahan, kontrol, melihat, memantau, serta memberi obat dan vitamin kepada sapi yang sudah ditemukan terpapar PMK, kandangnya juga disemprot dengan disinfektan. Kami harap peternak juga aktif untuk memproteksi dan merawat sapinya yang sehat agar tidak terkena PMK, maupun merawat sapi yang sudah terpapar,” pungkasnya. 207