Sumbar Butuh Skill Leadership Mumpuni

Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

Roni Aprianto/ Wartawan Madya

Dharmasraya- Seluruh warga Provinsi Sumatera Barat sudah pasti berkeinginan Sumbar ini maju dalam berbagai bidang. Untuk mewujudkan keinginan tersebut tentunya Sumbar butuh Skill Leadership Mumpuni. Dalam waktu dekat di tahun 2024 ini bakal dilangsungkan pemilihan umum Kepala Daerah tingkat Kabupaten dan Provinsi se Indonesia, termasuk Sumatera Barat.

Dalam hal ini, masyarakat dituntut selektif memilih pemimpin lima tahun kedepan.

Pemimpin Sumbar ke depan harus memiliki tanggung jawab terhadap daerah, kepada rakyat, baik tanggung jawab lahir maupun batin. Pemimpin Sumbar kedepan mesti kompeten atau menguasai bidang tugasnya. Tidak hanya menguasai teori tetapi juga cakap, terampil dalam mengaplikasikannya.

Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat terletak pada garis 00 54’ Lintang Utara sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan serta 980 36’ sampai dengan 1010 53’ Bujur Timur dengan total luas wilayah sekitar 42.297,30 Km2 atau 4.229.730 Ha termasuk ± 391 pulau besar dan kecil di sekitarnya. Secara administratif, Wilayah Provinsi Sumatera Barat berbatasan langsung dengan, Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Utara. Sebelah Selatan dengan Provinsi Bengkulu. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau dan Jambi. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

Potensi sumber daya alam di Sumatera Barat tergolong cukup banyak. Daerah ini mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas di sepanjang tepi barat pulau Sumatera dan adanya kepulauan Mentawai yang menjadi perisai untuk menahan gelombang Lautan Hindia yang cukup besar. Sumber daya alam dari laut seperti beraneka jenis ikan, budidaya kerapu, rumput laut, udang, kepiting dan mutiara masih sangat besar peluangnya untuk ditingkatkan. Aneka biota laut ini disamping untuk konsumsi, juga mempunyai potensi sebagai bahan baku industri terutama industri farmasi. Penelitian dalam bidang ini perlu dipacu agar biologi sumber daya laut yang ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan Masyarakat provinsi Sumatera Barat. Apalagi luas perairan laut Sumatera Barat mencapai 186.500 km2 dengan panjang garis pantai lebih kurang 2.420,385 km.

Semakin banyak suatu daerah mempunyai sumber daya alam dan dimanfaatkan secara efisien, maka makin baiklah harapan akan tercapainya keadaan kehidupan dan kesejahteraan rakyat daerah ini dalam jangka panjang.

Potensi kelautan yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah energi yang dihasilkan oleh ombak atau gelombang laut yang menghempas ke pantai. Energi kinetik dari ombak dan gelombang ini dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Pembuatan Pusat pembangkit tenaga gelombang laut ini dapat dibuat dalam skala kecil, menengah dan besar. Adapun potensi air danau telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air diantaranya air danau Singkarak dan Maninjau dengan adanya PLTA Singkarak dan Maninjau serta yang baru dibangun adalah PLTA Koto Panjang di kabupaten 50 Kota.

Disamping dari energi gelombang dan ombak laut, energi surya juga melimpah di provinsi ini. Rata-rata penyinaran matahari dalam sehari antara 7 – 10 jam, jika saja energi surya ini dapat dikumpulkan dalam sel-sel penyerap panas matahari maka dapat digunakan untuk pembangkit listrik skala kecil dan menengah. Jika potensi sumber daya alam yang berlimpah baik dari energi gelombang laut maupun energi surya, maka kebutuhan masyarakat akan listrik yang kian hari kian bertambah dapat dipenuhi.

Daerah daratan yang ada di Sumatera Barat terbagi atas daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 sampai dengan 2.500 m dpl yang terdapat di sebelah tengah-barat, serta daerah dataran rendah yang relatif sempit di sepanjang pantai serta sebelah timur dengan ketinggian dari 1 hingga < 1,000 m. Cukup luasnya kawasan pegunungan atau dataran tinggi menjadikan lahan yang dapat diusahakan secara optimal untuk mekanisasi pertanian, pemukiman dan industri relatif terbatas akibat kendala kelerengan lahan yang agak curam sampai sangat curam. Perbedaan topografi atau kelerengan yang cukup besar menjadikan kawasan dataran tinggi rentan terhadap bahaya longsor dan erosi.

Sumber daya alam terutama hutan yang ada di kepulauan Mentawai sangat berpotensi untuk diolah secara optimum dengan dilandasi sifat kehati-hatian agar kelestariannya terjaga untuk masa yang akan datang. Di lain pihak, potensi daerah pegunungan jika dimanfaatkan secara hati-hati, mempunyai potensi yang luar biasa Sumber daya alam di daerah pegunungan menyimpan kekayaan hayati hutan tropis yang sangat besar. Ketersediaan plasma nutfah asli daerah tropis belum terungkap sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat seperti tumbuhan asli dan kandungan esensial yang ada mungkin dapat digunakan sebagai bahan pengobatan, bahan baku industri dan lain-lain. Kawasan pegunungan juga berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam asalkan pembukaan dan pengelolaannya dikerjakan dengan rencana yang baik. Daerah pegunungan tujuan wisata alam seperti di kabupaten Tanah Datar, Agam, Solok, dan kota Padang Panjang.

Potensi sumber daya air alami juga melimpah di daerah ini. Sumber air alami didapatkan dari 2 danau yang besar seperti danau Singkarak dan Maninjau serta 3 danau yang relatif kecil seperti Danau Diatas, Dibawah dan Talang. Sumber daya air permukaan ini, baik yang berasal dari danau maupun sungai-sungai yang umumnya berasal dari mata air di pegunungan, diperkirakan mempunyai potensi 43 miliar m3. Potensi air bersih alami untuk sumber air minum mineral dapat dibuat di daerah sekitar G. Talang di Kabupaten Solok, G. Marapi dan G. Singgalang di kabupaten Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang serta di G. Pasaman/Talamau di kabupaten Pasaman.