Mentawai Terang, Ekonomi Jadi Benderang

NGKUT TIANG - Para pekerja mengangkut tiang listrik milik PLN. (humas)

“Kadang kalau yang datang rombongan, pesanannya juga rombongan. Sudah pasti repot dong kerja sendiri. Meski dibantu istri, tetap saya keteteran,” katanya.

Ia mengaku jadi uring-uringan, saat pesanan rombongan dari Padang datang, ikannya masih belum kering sepenuhnya karena sedang musim hujan. Maka dari itu, ia berharap punya pengering listrik, tentunya dengan pasokan listrik yang terjamin dari PLN.

Masih PLTD

Apa yang dialami pelaku usaha di Kepulauan Mentawai, memang sudah menjadi risiko yang harus dimaklumi. Maklum sebanyak 14 pembangkit listrik yang dimiliki PLN, 11 diantaranya adalah PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Isolated, tersebar di Pulau Sipora, Sikakap dan Siberut.

Sisanya tiga pembangkit lagi berupa Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), langsung dikelola Pemkab Kepulauan Mentawai. PLTBm bisa dijumpai di Desa Saliguma, Madobag dan Matotonan. Ke-14 pembangkit ini, mempunyai daya pembangkit mencapai 4.825 KW.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumbar, Bambang Dwiyanto dalam penjelasan tertulisnya seperti dikutip dari antaranews.com menjamin bahwa PLN tidak akan pernah berhenti melayani masyarakat dalam penyediaan listrik yang handal. Ini menjadi salah satu peran serta PLN dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, melalui penggunaan listrik untuk kegiatan produktif.

Di Mentawai, sejak 2018 PLN Sumbar melaksanakan “Jelajah Mentawai Terang” dengan tujuan untuk mengetahui kondisi infrastruktur dan rencana pembangunan kelistrikan yang dilakukan serta melihat potensi-potensi energi yang dapat dikembangkan di desa-desa di wilayah itu.

Data PT PLN Sumbar pada 2017 atau sebelum program “Jelajah Mentawai Terang” dilaksanakan, menyebutkan bahwa Rasio Elektrifikasi (RE) PLN di Mentawai menunjukkan dari 22.268 Rumah Tangga (RT) di daerah itu yang jadi pelanggan PLN sebanyak 6.943 RT atau 31,18 persen. Lalu, rasio desa berlistrik PLN terlihat dari 43 desa yang ada, baru 27 desa berlistrik atau 62,79 persen.

Setelah melaksanakan program “Jelajah Mentawai Terang” sejak 2018 hingga 2020, hasilnya pun sudah terlihat dan sudah disampaikan ke masyarakat melalui media massa. Kondisi pelayanan listrik di Mentawai sampai November 2020, Rasio Elektrifikasi (RE) PLN di daerah itu menunjukkan dari 24.567 Rumah Tangga di Mentawai yang telah jadi pelanggan rumah tangga sebanyak 13.300 rumah tangga atau 54,17 persen. Lalu rasio desa berlistrik PLN menunjukkan dari 43 desa, kini sudah 36 desa yang terlistriki atau 83,72 persen.

PLN masih terus bersemangat untuk menerangi desa lainnya, dengan target tujuh desa. Tujuh desa itu adalah Betumonga (Pulau Sipora), Sagulubbek (Pulau Siberut), Sirilogui (Pulau Siberut), Sotboyak (Pulau Siberut), Bojakan (Pulau Siberut), Simatalu (Pulau Siberut) dan Desa Sigapokna (Pulau Siberut).

Sementara Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Kepulauan Mentawai, Desti Seminora, mengakui bahwa “Jelajah Mentawai Terang” telah berdampak baik bagi semua penduduk. Kini beragam usaha menjadi hidup dan masyarakat jadi makin produktif.