Padang  

KPID Sumbar Nilai LP dan Penyelenggara MUX Tidak Siap Hadapi ASO

Ketua KPID Sumbar Dasrul

PADANG – Dua hari jelang migrasi TV analog ke TV digital, KPID Provinsi Sumatera Barat menilai lembaga penyiaran dan penyelenggara multipleksing atau MUX tidak siap dalam menghadapi ASO yang akan dimulai ada 30 April esok.

Berbagai kendala didapati saat KPID Sumatera Barat melakukan monitoring evaluasi kesiapan lembaga penyiaran dan penyelenggara MUX untuk ASO tersebut.

“Kita berkesimpulan, lembaga penyiaran dan penyelenggara MUX belum siap,” tegas Ketua KPID Sumbar Dasrul bersama beberapa komisioner KPID Sumbar pada saat monev di 3 stasiun TV di Sumbar, Kamis (28/4).

Dari informasi petugas transmisi di 3 TV yang dikunjungi, didapatkan bahwa hingga saat ini petugas transmisi belum mendapatkan petunjuk hingga pemindahan siaran TV lokal pasca peralihan dari analog ke TV digital tersebut.

Di pemancar Metro TV misalnya, Erlando, petugas transmisi akui sewaktu masih TV analog jauh jangkauan mencapai 5 kilometer, sementara setelah peralihan ke TV digital jauh jangkauan dari siaran Metro TV berkurang menjadi 1 KM.

Sementara itu, Robby, Kepala Stasiun Transmisi ANTV mengeluhkan hal yang berbeda.

Sebagai penyelenggara MUX, dirinya tidak memperoleh informasi yang detail terkait peralihan tv analog ke TV digital tersebut.

Dia juga mengaku tidak memahami proses pemindahan dari siaran nasional ke siaran lokal.

Dirinya juga mempertanyakan nasib pegawai transmisi setelah migrasi tersebut, karena dapat dipastikan, apabila migrasi dilakukan akan terjadi pengurangan karyawan di bagian transimisi itu sendiri.

Hal yang sama juga diungkapkan Darwanto Irawan, Kepala Stasiun Transimsi Inews TV Padang. Dirinya memastikan tidak bisa berbuat banyak akan migrasi tersebut. Dia juga tidak memiliki kewenangan akan program yang disiarkan.

“Pengelola MUX harus memiliki SDM yang kuat dan infrastruktur yang lengkap, sehingga kalau terjadi kerusakan UPS atau genset mati dapat segera diperbaiki, jangan sampai nanti kami yang menyewa MUX dirugikan dengan matinya program acara kami bersiaran akibat masalah infrastruktur dan SDM yang kurang memadai,” tutup Darwanto. (benk)