Agam  

Kini Pameo “Pagi Urang Bawan” tak Laku Lagi

LUBUK BASUNG – Dulu ada “pemeo” orang di Lubuk Basung yaitu “Pagi Urang Bawan”. Arti pemeo itu, di Bawan yang kini menjadi ibu kecamatan Ampek Nagari, waktu pagi itu panjang yakni bisa sampai pukul 11.00 siang, sekaligus untuk mengidentifikasikan Bawan masih tertinggal.

Sekarang pameo itu agaknya tidak layak lagi diucapkan, karena Bawan sekarang sudah jauh maju dibanding sebelum tahun 1990 an. Betapa tidak, silakanlah berkunjung ke Bawan pagi hari. Niscaya akan ditemui kesibukan dan keramaian terutama aktifitas di Pasar Bawan, keramaian anak anak sekolah pegawai yang masuk kerja.

“Ramainya aktivitas pasar di Bawan menandakan ekonomi masyarakat tumbuh sehat karena orang makin ramai, ekonomi rakyat berkembang, hasil kebun dan ladang masuk pasar, ini indikator Bawan sekarang sudah maju,” kata tokoh masyarakat Ampek Nagari Rizki Abdillah Fadhal.

Bukti lain kemajuan Bawan selain berkembangnya pasar, adalah bermunculannya ruko sampai ke pelosok nagari.

“Rumah permanen yang cantik milik penduduk bermunculan, Alhamdulillah ” kata Rizki anggota dewan PKS ini.

Selain itu, adalah makin banyaknya lembaga lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. “Selain SD dan SMP yang semakin banyak, SMA juga sudah lama ada di Bawan. Lembaga pendidikan swasta seperti pesantren dan rumah rumah tahfiz juga banyak hadir di Bawan,” tambah Rizki.

Lebih jauh lagi Rizki menyebut ini semua adalah bukti kemajuan Ampek Nagari. Rizki Abdillah menguraikan beberapa faktor penyebabnya yaitu,lancarnya akses transportasi jalan lintas barat nasional yang menghubungkan hampir seluruh provinsi di Pulau Sumatera, yang mana jalur itu juga melewati Ampek Nagari.

“Bawan khususnya, menjadi nagari terdampak manfaatnya. Ini mungkin membuat seluruh lini sektor ekonomi berkembang di jalur ini karena transportasi barang dibutuhkan masyarakat mudah diakses,” katanya.

Menurutnya keadaan ini juga dirasakan masyarakat Palembayan dengan terperbaikinya akses jalan provinsi dari Padang Koto Gadang Palembayan menuju puncak Lawang Matur.

Faktor kedua, adalah adanya investasi luar yg masuk yaktu Perusahaan perusahan sawit yang menjadi stimulan bagi masyarakat untuk memproduksi kebutuhan kebutuhan perusahaan, seperti sawit, rumah makan, sembako.

Faktor lain, pertambahan penduduk sebagai dampak adanya perusahaan. “Bertambahnya penduduk karena mereka bekerja dengan perusahaan maupun berafiliasi dengan perusahaan membuat sektor bisnis properti juga menggeliat. Dilihat mulai banyaknya pembangunan perumahan dan ruko hampir disetiap sudut nagari,” tambahnya.

Karena itu Rizki Abdillah berpendapat, dengan semakin baiknya ekonomi masyarakat, meskipun dalam masa pandemi ini ekonomi masyarakat memang cenderung turun), maka akan muncul keinginan masyarakat utk memperbaiki kualitas pendidikan mereka dan anak anaknya. Ini menjadi salah satu tantangan bagi pegiat pendidikan dalam memberikan pilihan kepada masyarakat.

Rizki Abdillah memberikan penilaiannya bahwa seluruh komponen ini dapat terjadi karena support tokoh beserta seluruh masyarakat terhadap datangnya investor maupun para pegiat Sosial demi memberbaiki nagari.

“Keterbukaan tokoh untuk menerima ide dan masukan yang membuat nagari semakin berkembang baik dari sisi ekonomi dimana support usaha dan pengelolaan pasar terus diperhatikan oleh para tokoh . Dari sisi pendidikan Alhamdulillah sudah diseluruh sudut Nagari minimal ada lembaga pendidikan akhlak, tahfidz, olahraga baik formal maupun non formal,” kata Rizki. (M.Khudri)