Gerak Cepat Indonesia Menuju Pusat Industri Halal Dunia dengan Masterplan Ekonomi Syariah

Pasar fesyen halal mendukung industri halal global. (rn)

Meski terlambat sekitar dua dekade dalam melirik potensi sebagai pemain utama dalam industri halal global, Indonesia membuktikan diri bisa bergerak cepat mewujudkan komitmen menuju pusat industri halal dunia tahun 2024. Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022 menjadi kabar gembira tatkala Indonesia dinobatkan sebagai peringkat kedua wisata halal, di bawah Malaysia dan berada di peringkat yang sama dengan Arab Saudi dan Turki. Padahal, tahun sebelumnya Indonesia hanya berada di posisi empat.

Laporan GMTI tersebut tentu menjadi angin segar di tengah upaya akselerasi pemulihan pariwisata setelah cukup lama terdampak pandemi. Jika pariwisata pulih, banyak lapangan kerja yang kembali terbuka. Ekonomi masyarakat kembali bergairah. Bahkan, diperkirakan jumlah wisatawan muslim akan mencapai 20 juta orang pada tahun 2025.

Setelah percepatan dalam wisata halal, pemerintah Indonesia menargetkan nomor satu dunia dalam hal makanan dan minuman halal pada tahun 2023. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama bahkan telah meluncurkan Program Sertifikasi Halal Gratis atau Program SEHATI bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

Berdasarkan laporan yang dirilis DinarStandard disebutkan, bahwa Indonesia menempati peringkat dua dunia untuk kategori makanan dan minuman halal (halal food and beverages) dan peringkat empat untuk pengembangan ekonomi syariah. Berikut sektor fesyen yang meningkat menjadi peringkat dua pada tahun 2018, di mana sebelumnya sejak 2014, sektor ini belum pernah masuk dalama peringkat 10 besar.

Meski demikian, untuk mencapai pusat industri halal dunia, tentu harus menghadapi tantangan yang tidak mudah, terutama beberapa kriteria lain yang masih berjuang untuk masuk dalam top ten industri halal global, seperti pada produk media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetika.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meresmikan Halal Center Indonesia di Pusat Perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2022) menyatakan, Indonesia telah siap menjadi pusat halal dunia. Yang lebih penting saat ini (dari pencapaian itu), katanya, adalah masyarakat lebih mudah mencari produk-produk halal terutama di pusat-pusat retail modern. Pemasaran produk-produk halal melalui retail modern yang disponsori hypermart, alfamart, indomart, superindo, dan lain-lain. Retail-retail itu akan memasarkan produk halal yang sudah bersertifikat halal.

Ada scan halal, bisa dicek kebenarannya. Barang bersertifikat halal atau tidak, bisa langsung diketahui melalui barcodenya.

Sebagai negara berpenduduk muslim ke empat terbesar di dunia dan secara demografis didominasi oleh penduduk muslim, Indonesia tentu memiliki peran yang sangat potensial dalam industri halal global. Peran yang seharusnya tak hanya sebatas target pasar, tetapi jauh dari itu, sebagai produsen produk halal global.

Selama ini, industri halal global malah dirajai oleh sejumlah negara yang bukan dari penduduk muslim besar secara persentase. Thailand telah lebih dahulu mengukuhkan diri sebagai dapur halal dunia dalam industri makanan halal global, meski persentase penduduk muslimnya hanya sebesar 5 persen. Negeri Gajah Putih itu bahkan memiliki visi menjadi World Halal Kitchen. Di samping Thailand juga memiliki Halal Science Centre, yakni salah satu badan penelitian pertama di dunia dengan kekhususan di bidang sains makanan halal. Thailand berpartisipasi menggarap bisnis berbasis produk halal mengingat potensi produk halal dunia sangat besar.

Australia telah jauh lebih dahulu memproduksi dan mengekspor daging sapi halal. Korea Selatan yang terkenal dengan industri kecantikannya juga merajai industri kosmetik halal dunia serta berobsesi menjadi destinasi wisata halal terkemuka di dunia. Adapun industri tekstil halal didominasi oleh China. Masyarakat dunia percaya, kualitas produk halal lebih baik dari aspek etika, kesehatan, keamanan dan keramahan terhadap lingkungan (eco-friendly).

Bicara tentang potensi, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Hal itu membuat Indonesia menjadi pasar terbesar di dunia bagi produk-produk halal, terutama produk makanan dan fesyen halal. Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 87,18 persen dari populasi 232,5 juta jiwa (berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2018-2019), angka itu sangat besar dan potensial bagi produk dan jasa berbasis ekonomi syariah.

Masih menurut laporan yang sama, Indonesia termasuk 10 besar konsumen pada setiap sub-sektor dalam industri halal. Peringkat pertama pada top muslim food expenditure, peringkat kelima pada kategori top muslim travel expenditure, peringkat ketiga pada top muslim apparel expenditure, peringkat kelima pada top muslim media expenditure dan peringkat keenam pada top muslim bidang farmasi/obat-obatan. (KNEKS.go.id)