Berkat Digitalisasi Bank Nagari, Bayar SPP Anak tak Mesti Tutup Toko Lagi

Inilah konter HP milik Firdaus, Queen Ponsel di kawasan Simpang Haru, Padang.(ist)

PADANG – Firdaus, 38 tahun tampak asyik melayani konsumen. Tak lama dia pun mengambil HP (handphone) di lemari pajangannya lalu diberikan kepada konsumen tersebut. Diperiksa sebentar oleh konsumen, lantas mengangguk. Dia pun mengambil uang di dompetnya lalu diberikan kepada Firdaus. Konsumen itu lantas pergi.

“Adik tadi servis HP. Ganti LCD, Bang,” kata Firdaus, pemilik konter HP, Queen Ponsel, Jl. Dr. Soetomo, Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Padang, Rabu (23/3/2022).

Siang itu sekitar jam 10.30 Wib, Firdaus mengaku sudah tiga konsumen yang mampir ke tokonya. Selain konsumen ambil HP yang sudah diperbaiki, ada juga konsumen yang beli baterai HP.

“Seorang lagi tanya-tanya saja. Katanya, androidnya tak bisa hidup lagi. Ya, saya bilang bawa ke sini untuk memastikan apa sakitnya,” kata Firdaus.

Firdaus membuka usaha konter HP di Simpang Haru itu sudah hampir 12 tahun. Sudah cukup banyak pelanggannya. Apalagi letaknya, cukup strategis, tentu diincar konsumen. Dan Queen Ponsel di kawasan Simpang Haru itu, cukup ternama pula.

“Tapi baru sejak empat tahun belakangan merasa lega dan terbantu saya,” katanya.

Lho kenapa? Ternyata sebelumnya, di jam-jam itu (sekitar pukul 10.00 sampai 11.00 wib), konter HP-nya ditutup karena Firdaus pergi ke sekolah anaknya, SD Islam Terpadu (SDIT) Ar Royyan, Jl. Bhakti ABRI no. 40B, Kelurahan Ampalu Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, untuk bayar SPP secara tunai.

Benar, konternya itu ditutup, pas saat bayar SPP saja atau sekali sebulan. Tapi, dengan ditutupnya konter tersebut, meski rata-rata hanya sejam, berpengaruh kepada pendapatan karena di jam-jam itu, biasanya konsumen berkunjung ke konternya. Dia enggan menyebutkan, angkanya.

Ada juga saat konsumen datang ke tokonya, tapi tokonya tutup, karena Firdaus pergi sekolah anak, terpaksa cari konter HP lain. Firdaus yakin hal itu terjadi, karena ada pelanggannya yang menelepon dan mencandainya.

“Dia bilang, nggak butuh duit lagi ya, kok tutup konternya. Ini android adik saya rusak. Kalau lama, saya cari konter lain. Lantas saya jawab, butuhlah untuk biaya hidup. Ini ditutup sebentar, karena mau bayar SPP anak. Nanti ke konter lagi,” jelas Firdaus.

Hampir dua tahun lamanya Firdaus menerapkan pola kerja seperti itu. Sejak anak tertuanya, Queen mulai sekolah di SDIT Ar Royyan. Sekarang Queen sudah kelas VI dan adiknya Fatur kelas 1 juga di sekolah yang sama.

Tetapi, setelah pembayaran SPP secara online empat tahun silam atau saat putrinya Queen duduk di kelas III, Firdaus tidak lagi menutup konternya. Tetap buka setiap hari, kecuali Minggu dan ada keperluan urgen lainnya.