Warga Kecamatan IX Koto Lestarikan Tradisi Rajo Menjalani Rantau

Iring - iringan Para Rajo dalam Tradisi Rajo Menjalani Rantau di Kenagarian Koto Nan Empat Dibawuah, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya. ( roni aprianto )

PULAU PUNJUNG – Suasana Adat Budaya Minang Kabau terasa begitu kental di Kenagarian Koto Nan Empat Dibawuah, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Senin (22/1/2024). Masyarakat di wilayah yang cukup jauh dari Ibu Kota Kabupaten Dharmasraya itu benar- benar melestarikan adat istiadat warisan leluhur mereka. Kepercayaan turun menurun yang terpelihara dengan baik itu bernama Rajo Menjalani Rantau.

Para Rajo, Pangulu, Datuak, Niniak Mamak serta kaum adam yang memiliki gelar kaum atau suku memakai kostum kebesaran berwarna hitam- hitam kombinasi benang kuning emas. Di kepala mereka bertengger pula hiasan tanda kebesaran masing- masing. Para bundo kanduang dibalut pakaian khasnya orang minangkabau berupa kebaya dan baju basibah, lengkap dengan kerudung.

Kegiatan ini dikemas apik dan menarik. Alunan alat musik pukul tradisonal Minangkabau ( Talempong) menambah hidup suasana Tradisi Rajo Menajalani Rantau yang dipusatkan di Jorong Durian Simpai, Nagari Koto Nan Empat Dibawuah, Kabupaten Dharmasraya, itu. Ratusan cucu kemenakan dari sejumlah pangulu yang ada diwilayah setempat ikut menyatu dalam acara tersebut.

Kenangan adat istiadat ratusan tahun lalu kembali terasa tak kala para Rajo dan petinggi adat melakukan atau menggambarkan kateristik Rajo Menjalani Rantau. Dimana rombongan Rajo yang ada di Kecamatan IX Koto menunggu kedatangan Rombongan Rajo dari Kampung Dalam, Nagari Langki, Kecamatan Lubuk Karak, Kabupaten Sijunjung. Semuanya hanyut dalam suasana.

Rombongan para Rajo ini juga disambut dengan kesenian khas minangkabau, yakni tari pasambahan dan sekapur sirih. Kemudian mereka naik ke Rumah Gadang Melayu Panai Dt Tan Marajo, duduk bersila, berjejer rapi sesuai dengan jabatan dalam kaum.

Hadir pada kesempatan itu, Rajo Alam Kerajaan Jambu Lipo, Firman Bagindo Tan Ameh, Rajo Ibadat Kerajaan Jambu Lipo, Zulthoni Bagindo Marajo Indo Rajo, yakni Rajo yang menjalani Ratau, Yusradi Datuk Bagindo Tantuah Tiang Pajang Di Lubuk Karak, Idep Datuk Sampono Bumi Tiang Pajang Silago,
Salil Datuk Bagindo Rajo Lelo Tiang Panjang Durian Simpai, Walingari Koto Nan Empat Dibawuah, H.Mukhlis Dt Rajo Sampono, dan puluhan petinggi adat lainnya.

Tradisi Rajo Menjalani Rantau ditutup dengan makan bajamba.

Yusradi Datuk Bagindo Tantuah dan Rajo Alam Kerajaan Jambu Lipo, Firman Bagindo Tan Ameh menceritakan, tradisi Rajo Menjalani Rantau dilaksanakan dua setengah tahun sekali. Dimulai dari Kerajaan Jambu Lipo Kampung Dalam Nagari Langki, Kecamatan Lubuk Karak, Kabupaten Sijunjung. Perjalanan dilanjutkan ke wilayah Kecamatan IX Koto, yakni Siraho, dan menginap satu malam di Rumah Rajo Dt Bagindo Tantuah.

Kemudian perjalan lanjut ke Nagari Lubuk Karak, wailayah kekuasaan Rajo Tiang Panjang. Di lubuk karak rombongan para Rajo menginap 3 malam. Malam pertama diadakan pertemuan dengan petinggi Tiang Panjang Nan Tigo, Nagari Sembilan Koto. Selanjutnya menuju wilayah silago yaitu rumah Datuk Sampono Bumi dan menginap 2 malam, dilanjutkan ke Nagari Banai, menginap pula satu di rumah Tamrin Datuk Marajo, dilanjutkan ke Padang Hilalang di rumah Datuk Rajo Nan Satu, menginap 2 malam.

Kemudian rombongan terus ke Bukit Kebangan di rumah Arwin Datuk Sampono Kayo yang disebut juga Monti Tiang Panjang, menginap 1 malam. Selanjutnya Rajo Jambu Lipo beserta rombongan menuju Rumah Salil Datuk Bagindo Rajo Lelo Tiang Panjang Nan Tigo, menginap 3 malam.

“Begitulah sekelumit cerita Rajo Menjalani Rantau. Sampai saat ini tradisi tetap dilaksanakan turun temurun,” terang Yusradi Dt Bagindo Tantuah disela – sela kegiatan tersebut.

Lanjut Dt Bagindo Tantuah, perjalan rombongan Rajo Menjalani Rantau ini berakhir di wilayah Kabupaten Solok Selatan.