UIN  Mahmud Yunus Batusangkar Lahirkan Dua Guru Besar

Rektor UIN MY  Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc. mengkuhkan Prof. Dr. Hj. Elimartati, M.Ag dan Prof. Dr. Suswati Hendriani, M.Pd., M.Pd. (Ist)

Batusangkar– Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar (UIN MY) Batusangkar melahirkan dua guru besar perempuan. Rektor UIN MY Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc. mengkuhkan Bundo Kanduang ini di auditoriumnya kemarin.

Dua perempuan hebat itu dikukuhkan melalui rapat senat terbuka yaitu, Prof. Dr. Hj. Elimartati, M.Ag guru besar dalam bidang Ilmu Hukum Islam, yang ditetapkan oleh Menag RI tertanggal 20 Juli 2022, Nomor: Nomor: 022570/B.II/3/2022.

Lalu Prof. Dr. Suswati Hendriani, M.Pd. guru besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris, tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nomor: 5470/M/07/2023 tertanggal 13 Januari 2023.

“Kita patut bersyukur pada Allah SWT, pengukuhan guru besar ini adalah ajang pembuktian dan ajang tabayyun dari Allah, SWT. pada semua bahwa memang sesuatu usaha yang dilaksanakan dan dijalani dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Rektor.

Ia menyebut seperti pepatah arab yang bebunyi : man saara ‘ala darbi washala artinya, Siapa yang menapaki jalannya, akan sampai pada tujuan, atau pepatah lain yang lebih populer berbunyi man jadda wajada (barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkannya).

Menurutnya, merupakan dorongan bagi seseorang agar berusaha untuk mencapai tujuan dan keberhasilan dalam hidupnya.

“Seakan-akan pepatah itu mengajarkan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dibutuhkan minimal 4 unsur sebagai modal kesuksesan yaitu keyakinan, kerja keras, totalitas, dan Istiqomah,” ucap Prof bidang fisika ini.

Marjoni mengatakan, disamping pengukuhan dua dosen ini semakin memperkuat tagline kampus yang diusung bersama, yaitu Kampus Sains Islam, Refleksi Surau Minangkabau.

Ia memaknai bahwa UIN MY Batusangkar hadir di Tanah Datar dengan menyediakan 35 jenis keilmuan mulai dari jenjang D3 sampai S3.

“Sebagai refleksi Surau Minangkabau tempo dulu dimana surau digunakan sebagai tempat mengali ilmu pengetahuan baik dunia maupun keislaman yang pada akhirnya kami beri dengan istilah sains islam,” tutup Rektor.

Pada pengukuhan guru besar ini dihadiri bupati, anggota senat, Forkopimda, dan Forkopimca Lima Kaum. (ydi)