Opini  

Transformasi Media Massa: Perkembangan Berpikir Kapitalis dan Pengaruh Gerakan Post-Modernisme

Ilustrasi media massa: kemdikbud

Oleh : Yandra Mulyadi

Media Massa merupakan bagian integral dari masyarakat modern, memainkan peran yang tidak terbantahkan dalam membentuk pandangan dunia dan mempengaruhi segala aspek kehidupan. Sebagai industri raksasa, media massa tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi di sisi lain juga mendapat kritik.

Media massa adalah istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dalam mengakses media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Namun, kehadiran media massa di masyarakat mempunyai pengaruh besar terhadap sektor budaya, politik maupun ekonomi. Media massa berkembang memberikan keuntungan finansial terhadap pemilik, tapi kadang kala juga memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat konsumen karena digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan ekonomi politik.

Media merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam menyampaikan pesan oleh komunikator kepada komunikan atau khalayak. Media massa juga merupakan alat atau sarana yang digunakan dalam menyampaikan pesan oleh sumber kepada penerima atau khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi (Cangara, 2018).

Media massa memiliki kekuatan dan peran yang signifikan dalam mempengaruhi khalayak. Selain berperan memberikan informasi, media massa juga memiliki peran sebagai kontrol sosial, yaitu menjadi medium bagi masyarakat untuk mendukung maupun mengkritik kebijakan pemerintah. Media massa tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga membentuk identitas budaya, mempengaruhi opini politik, dan menjadi sumber pendapatan ekonomi.

Kritik terhadap media massa mencakup penggunaan politik-ekonomi, di mana kepentingan kelompok tertentu mendominasi media naratif. Media massa dianggap sebagai instrumen borjuasi yang menciptakan atmosfer investor yang berpikir dan menempatkan masyarakat sebagai konsumen yang pasif. Media massa sebagai produk budaya masyarakat modern telah menjadi pilar penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat serta berpengaruh kepada sektor budaya, politik, dan ekonomi yang menjadi sangat signifikan. Namun, di balik gemerlapnya media industri, terdapat kritik-kritik yang menyuarakan perluasan potensi yang diarahkan oleh kelompok tertentu demi kepentingan politik-ekonomi mereka.

Media massa tidak hanya mencerminkan budaya masyarakat, tetapi juga telah berkembang menjadi industri raksasa yang menghasilkan keuntungan finansial yang besar dengan menempatkan media dalam peran krusial dalam ekosistem ekonomi. Namun, muncul kritik bahwa media massa seringkali menjadikan alat kelompok tertentu untuk memajukan agenda politik-ekonomi mereka. Terdapat kekhawatiran bahwa kepentingan kelompok elit mendominasi pemberitaan, menciptakan naratif yang mendukung kebijakan yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan banyak orang di seluruh dunia.

Salah satu kritik yang mendalam adalah bahwa media massa menjadi instrumen borjuasi yang mengarahkan masyarakat ke dalam atmosfer berpikir investor. Dalam hal ini, narasi ekonomi yang dikuasai oleh segelintir orang menentukan arah berpikir masyarakat secara keseluruhan. Pentingnya peran media sebagai penentu opini sehingga menjadi kekuatan yang mampu menciptakan masyarakat massal. Kritik ini menyuarakan kekhawatiran akan terbentuknya masyarakat yang pasif, hanya berfungsi sebagai konsumen tanpa kritis terhadap informasi yang diterima.

Akibat dari semua itu adalah penciptaan atmosfer berpikir kapitalis di masyarakat. Dengan mendominasi wacana dan pengaruh, media massa dapat membentuk pola pikir yang mendukung nilai-nilai kapitalis, seperti individualisme, konsumerisme, dan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, pandangan ini tidak bersifat universal. Ada berbagai perspektif dan argumen seputar peran media massa dalam masyarakat. Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa media juga bisa menjadi sarana untuk menyuarakan opini beragam dan memperjuangkan keadilan sosial.

Seiring kemajuan teknologi, media sosial muncul sebagai platform yang memperkuat peran individu dalam menyampaikan dan mengonsumsi konten. Namun, paradoksnya, keberagaman ini seringkali hanya menciptakan gelembung filter, di mana individu terpapar pada pandangan yang selaras dengan keyakinan mereka sendiri.

Gerakan post-modernisme juga memberikan pengaruh yang signifikan dengan menantang ide kebenaran. Pandangan subyektif dan perbedaan interpretasi menjadi ciri khas, menciptakan kerangka pemikiran yang menggugah untuk meremehkan media massa naratif yang cenderung linier. Dalam menghadapi media massa dan munculnya media sosial yang semakin kuat dan kompleks, masyarakat perlu memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Literasi media menjadi kunci untuk membaca informasi dengan kritis dan memahami bahwa media massa, meskipun penting, tidak selalu memberikan gambaran secara objektif.