Topnya Pelayanan Bank Nagari di Tengah Pandemi Covid-19

Sementara Wati, salah seorang langganan setia Yudi yang baru selesai membayar pakai QRIS mengatakan, ia sangat terbantu dengan layanan digital milik Bank Nagari. Ia tak lagi repot-repot bawa uang tunai, cukup membawa smartphone saja.

“Kalau dulu saya takut dompet dicuri, kini takut gawai dicuri. Tapi kalau gawai kan bisa diletakkan di leher dengan memberinya tali,” katanya.

Ia berharap makin banyak pedagang Pasar Raya Padang dan pasar-pasar lainnya yang menyediakan QRIS. Dengan demikian, uang yang dibayarkan saat transaksi jelas jumlahnya, pasti keaslian rupiahnya, sehingga tak ada rasa was-was.

Layanan Bank Nagari

Apa yang dirasakan nasabah Bank Nagari dan para pedagang, merupakan kemudahan yang sangat cerdas. Semua berkat digitalisasi yang terus dilakukan Bank Nagari, pada setiap layanan perbankan yang dipunya.

Menurut Direktur Utama Bank Nagari, M. Irsyad, dalam sebuah jumpa pers, Bank Nagari terus melakukan peningkatan layanan, terutama teknologi digitalisasi perbankan. Apalagi, di masa pandemi Covid-19, layanan digital dapat meminimalisir dampak penyebaran virus.

WHO seperti dikutip dari halodoc.com, memang telah memberikan peringatan, agar segera berhenti menggunakan uang kertas untuk mencegah penularan Covid-19. Hasil penelitiannya sangat mengerikan, karena begitu mudahnya tertular beragam penyakit dengan perantaraan uang kertas atau logam.

Kombinasi katun sebanyak 75 persen dan linen 25 persen yang membentuk uang kertas dolar AS telah terbukti memiliki pertumbuhan bakteri yang tinggi. Bahkan uang kertas AS bisa mengandung 10 mikroba bakteri per sentimeter persegi, lebih tinggi dari dolar Australia atau Selandia Baru.

Sebuah studi pada 2017 pada dolar AS yang beredar di New York menemukan DNA hewan peliharaan, jejak kokain, dan lebih dari seratus jenis bakteri yang berbeda dalam selembar uang kertas.

Rachel Graham, ahli epidemiologi di University of North Carolina mengatakan uang koin menularkan virus lebih baik daripada uang kertas. Pada dasarnya, semua jenis uang tunai adalah benda kotor karena terlalu banyak tangan yang telah menyentuhnya.

WHO menyarankan orang-orang untuk mencuci tangan setelah memegang uang tunai, karena virus corona dapat hidup pada permukaan uang selama beberapa hari. Tiongkok dan Korea Selatan sejak Februari sudah mendisinfeksi dan mengisolasi uang kertas terutama yang berasal dari rumah sakit.