Tanam Rumput Stadion Utama Sumbar Dikebut Pengerjaannya

PADANG – Pengerjaan penanaman rumput Stadion Utama Sumbar di Sikabu, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman mulai dikebut. Mulai pengerjaan Senin (14/12) sore oleh CV. Cipta Flora Asri.

Pasca pembukaan MTQ Nasional ke-28 pada 12 November lalu lanjutan pembangunan stadion kebanggaan Sumbar itu kembali dimulai.

Direktur CV. Cipta Flora Asri, Supomo Hariadi kepada topsatu.com di sela-sela memantau penanaman rumput, Selasa (15/12) membenarkan penanaman rumput mulai dikerjakan.

“Jenis rumput yang ditanam ini Zoysia Matrella. Kita sejak Senin (14/12) sore sudah mulai mengerjakannya,” kata Supomo.

Dikatakan Supomo, dirinya hanya fokus mengerjakan penanaman rumput hingga perawatan selama enam bulan.

“Jadi, sistem penanaman kita stolen yang maksudnya menabur bukan menanam seperti orang menanam padi pada kebanyakannya,” jelas Supomo yang kenyang pengalaman dalam hal penanam rumput lapangan sepakbola dan lapangan golf itu.

Untuk pengerjaan menabur rumput itu dibutuhkan waktu lebih kurang sepekan dengan luas yang akan ditanam 7.250 m2.

“Kita perkirakan bibit rumput yang ditanam ini bisa 2 sampai 3 bulan tumbuh rapat. Kuncinya ketersediaan air. Artinya media yang kita tanam ini bagusnya dalam kondisi basah. Dan 4 bulan sudah bisa dipakai,” terang Supomo yang saat itu didampingi asistennya, Sugiarto. Selesai ditanam lalu proses berikutnya ditaburi lagi pasir.

Saat proses penanaman kemarin itu juga hadir mantan pelatih Timnas Indonesia, Nilmaizar yang nota bene juga kenal dengan Supomo Hariadi.

Nilmaizar sangat gembira dengan dibangunnya stadion megah di Sikabu, Padang Pariaman itu.

“Kita berharap stadion ini cepat selesai. Bisa dipergunakan sesegera mungkin, sehingga bisa mempertandingkan iven internasional. Kapan perlu kita bawa skuad Shin Tae-yong ke sini,” ujar head coach Persela Lamongan itu.

Bila rumput jenis Zoysia Matrella ini bisa dipasang maka rumput Stadion Utama Sumbar ini akan sama rumputnya dengan Stadion Maguwoharjo (Sleman), Stadion Jakabaring (Palembang), dan Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung. (D2)