Ratusan Relawan Dilatih untuk Sigap Hadapi Bencana

PADANG-Sebanyak 450 relawan se Sumbar mengikuti pelatihan penanggulangan bencana yang diselenggarakn BPBD Sumbar. Pelatihan diselenggarakan dalam tiga angkatan dan berlangsung dari 13 hingga 23 Oktober 2019 di salah satu hotel berbintang di Padang.

Kalaksa BPBD Sumbar, Erman Rahman, mengatakan pelatihan bagi relawan se Sumbar dari berbagai nagari bertujuan meningkatkan kapasitas relawan, dalam melakuan penanggulangan bencana. Baik pada saat pra bencana, saat bencana, pasca bencana sehingga dapat mengurangi risiko saat terjadi bencana di daerah.

“Kehadiran relawan ketika terjadi bencana diharapkan berfungsi secara maksimal. Untuk itu mereka perlu dilatih dan mendapat ilmu dalam meminimalisir korban di daerah bencana,” kata Erman.

Selama pelatihan, relawan diberi materi mulai dari dasar manajemen risiko bencana, darurat bencan, kaji cepat dan distribusi logistik. Pra pemulihan dan fase pemulihan, simulasi dan praktek, meningkatkan keterlibatan dan peran serta relawan dalam penanggulangan bencana. Melindungi masyarakat dari risiko bencana.

Mendengarkan penjelasan nara sumber.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat,Syahrazad Jamil, SH, MM, mengatakan relawan yang dilatih tergabung dalama Kelompok Siaga Bencana (KSB) dari berbagai nagari. Setelah mendapat pelatihan, mereka diharapkan menyampaikan ilmu yang telah mereka peroleh pada keluarga, masyarakat di daerah masing-masing.

“Selama pelatihan relawan diberikan pelatihan tentang bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana. Mulai dari gempa, tsunami, banjir, longsor dan bencana lainnya,” terang Syahrazad.

Setelah pelatihan, mereka diharapkan juga melakukan sosialiasi di daerah masing-masing, sehingga ada tindak lanjut dari pelatihan yang mereka dapatkan.

“Untuk pelatihan di nagari, setiap KSB bisa menggunakan dana nagari atau dana desa. Ini tertuang dalam Permendes No. 16 tahun 2018, sehingga informasi tentang penanggulangan kebencanaan ini terus tersosialisasi. Jangan sampai simulasi, sosialisasi dilakukan setelah terjadi bencana tapi kita harus siap dengan berbagai kemungkinan. Bencana datang tak terduga, makanya pelatihan harus terus dilakukan, sehingga masyarakat tidak gagap saat bencana tak diinginkan itu datang,” bebernya.

Persiapan rencana aksi dari kelompok.

Sumbar sebutnya merupakan salah satu provinsi rawan bencana di Indonesia. Untuk itu diperlukan terus sosialisasi yang intensif, sehingga masyarakat dan para investor tidak gamang tinggal dan masuk ke Sumbar.

Dia berharap, ke depan peserta pelatihan yang dikirim nagari adalah pemuda energik, berjiwa sosial tinggi dan terpanggil jiwanya ikut pelatihan tanpa pamrih.

“Jika relawan sudah tangguh, sigap dalam menghadapi bencana, mereka diharapkan dapat memberi ilmu kepada masyarakat. Sehingga Sumbar menuju provinsi tangguh bencana bisa terwujud,” pungkasnya

Pelatihan tersebut mendatangkan nara sumber berkompeten di bidanganya seperti Prof. Dr. Navrizal Carlo, Eliyusman, H. Erman Rahman, SE, M.Si, Dr. Badrul Mustafa, Aristo Munandar, Ir. Ade Edwar. (*)