Budaya  

Ramadhan Langit, Bulan Lain Bumi (Membakar Karat Dosa Kita)

M. Khudri

Kata Ramadhan menurut Ustad Abdul Somad diambil dari kata Ramdha artinya panas. Kenapa panas?Ramadhan itu membakar. Diibaratkannya besi yang ditanam dalam tanah, lama lama berkarat, kemudian dikeluarkan dan dibakar dengan api sampai merah, sangat panas. Kemudian besi yang sudah merah itu dihempaskan kuat kuat, agar karatnya lepas dari besi, besi menjadi bersih dan baru.

Begitulah agaknya, kita dengan bulan Ramadhan. Sebelas bulan lama kita berkarat, mata berkarat, telinga berkarat, otak berkarat dan hati berkarat, kemudian sekarang pada bulan Ramadhan ini karat karat itu kita bakar dengan menahan lapar, menahan haus, menahan nafsu amarah, mematikan nafsu syahwat disiang hari, mengendalikan hati , menjaga mata dan telinga, tidak bergunjing, tidak mengupat, tidak bertengkar dan tidak berkaruk arang.

Kita beribadah salat wajib, salat tarwih dan witir , bangun tengah malam salat tahajud , salat dhuha dan salat salat sunat lainnya. Kita berzikir, zikir yang banyak, menyebut Allah Allah Allah, membaca tasbih, membaca astaghfirullah, membaca Alqur’an, bersedekah, berinfak, tak ada uang untuk bersedekah bantu orang atau minimal senyum tebar wajah ramah, senyum dan keramaahan itu adalah sedekah.

“Siapa yang mendirikan Ramadhan, dengan penuh iman dan penuh perhitungan, maka diampuni semua dosa yang berlalu ” kata Rasulullah.

Demikianlah Ramadhan ini memang ibarat langit dan bumi dibanding bulan lain atau ibarat panas yang membakar semua dosa dosa. Dosa dosa itu bagi yang benar-benar berpuasa dengan penuh iman dan perhitungan ,memanfaatkan waktu siang malam untuk beribadat, seperti rumput rumput kering kerontang , datang api Ramadhan yang membakar habis membersihkan semua dosa dosa itu.

Ramadhan kali ini, Ramadhan dimasa wabah Corona (Covid 19) Kita harus di rumah, tak dibenarkan berkumpul kumpul, tak ada acara berbuka hura hura di cafe cafe dan restoran , dilarang acara rapat rapat dalam ruangan. Bahkan Ramadhan kali ini tak perlu ribut ribut menutup tempat-tempat hiburan, tempat maksiat, tak ada konser konser, setan benar benar telah dibelunggu, Ramadhan kita membakar dosa. (*)