Program Kemitraan Pertamina, Harapan Terbesar UMKM Sumbar Menjadi Lebih Besar

Foto : Keripik Mami, salah satu penerima Program Kemitraan Pertamina. (humas)

Hendri Nova
Wartawan topsatu.com

Tidak ada yang menyangka tahun 2020 menjadi mimpi buruk bagi kemajuan bisnis. Padahal sebelumnya banyak ahli yang mengatakan kalau 2020 akan menjadi titik awal kemajuan dunia, melalui kemajuan industri 4.0.

Tapi apa daya, semua menjadi tidak sesuai harapan. Pandemi Covid-19 yang merata di seluruh dunia, membuat iklim bisnis harus merancang dan menghitung rencana-rencana yang harus dilakukan minimal untuk bertahan.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga tak luput kena imbas, hampir di semua lini. Usaha kuliner misalnya, mereka akhirnya banyak yang tidak bisa berusaha normal, karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

PSBB membuat kegiatan kumpul-kumpul dalam skala besar tidak dibolehkan. Sumatera Barat (Sumbar) sendiri yang sudah memiliki dua agenda besar yakni Penastani dan Harganas 2020, akhirnya harus dibatalkan. Padahal persiapan sudah dilakukan selama 2019, dengan melibatkan banyak UMKM.

UMKM yang terlibat misalnya rumah-rumah warga yang dirancang untuk menginap tamu-tamu Penastani, usaha kuliner untuk oleh-oleh peserta, hotel-hotel untuk tempat acara, dan banyak usaha lainnya seperti transportasi dan lainnya, berakhir ambyar. Banyak karyawan di UMKM yang akhirnya dirumahkan atau gaji yang diterima hanya separuh saja.

“Saya akhirnya memutuskan resign atau berhenti saja, karena saya akan dirumahkan selama beberapa bulan tanpa digaji. Sehabis dirumahkan selama tiga bulan, saya ditawarkan kerja lagi dengan gaji hanya 60 persen saja. Di situ saya memutuskan berhenti saja,” kata Reza, salah seorang distributor buku-buku untuk anak-anak sekolahan dari TK sampai SLTA.

Ia mengatakan, selama Pandemi Covid-19 sekolah-sekolah tutup sehingga buku-buku yang telah dicetak untuk disalurkan 2020, tidak terserap secara maksimal. Belajar daring telah membuat sebagian sekolah memutuskan untuk tidak mengambil buku dulu.

Lain lagi yang dialami Ita, salah seorang karyawan toko buku dan busana Muslim. Jabatan menejer pengadaan yang ada di pundaknya juga tidak mampu menyelamatkan dirinya. Untuk sementara, kemampuannya tidak dibutuhkan karena sepinya pembeli sehingga tidak ada pengadaan baru.

“Awalnya ditawari dirumahkan dengan gaji 40 persen saja, dengan janji akan dipanggil lagi jika keadaan membaik. Namun sampai enam bulan berjalan, saya dipangil dan akhirnya di PHK,” ujarnya sedih.

Kini ia pun sedang mencari peluang kerja baru, meski itu tidaklah mudah. Tak banyak yang buka lowongan, sebaliknya banyak yang melakukan pengurangan karyawan.

Hal yang sama juga terjadi pada UMKM Program Kemitraan Pertamina, seperti Ambun Suri, Seru Advertising, Keripik Mami, dan lainnya. Pemilik Ambun Suri, Ida Arleni, mengaku sangat merasakan efek dari Pandemi Covid-19.