Pinang Wangi, Unggulan Sumbar Butuh Perhatian Pemerintah

Penangkar bibit pinang wangi Yofit Afrizal bersama Agustian (UPTD Balai PPMB dan PTP Disbuntahor Sumbar di arena Penastani. (ist)

PADANG – Komoditi perkebunan berupa pinang, menjadi andalan di Sumatera Barat (Sumbar) ini. Selain bernilai ekspor, komoditi ini juga sukses mendongkrak perekonomian rakyat.

Hanya saja, produk unggulan lokal belum tersentuh maksimal. Belum menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Unggulan lokal dimaksud adalah pinang wangi yang dibibit dan dikembangkan di Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman.

“Soal buah boleh diuji. Ukuran besar. Daun dan buahnya saja wangi seperti bau pandan. Produksi buah tinggi, rata-rata 70 butir/tandan. Tandan pun cukup banyak dalam satu batang,” kata penangkar bibit pinang wangi Yofit Afrizal saat ditemui wartawan di arena Penastani XVI, Selasa (13/6).

Dia ikut dalam gelaran Penastani XVI dalam rangka untuk mengampanyekan produk unggulan lokal berupa pinang wangi. Dan sejauh ini, cukup banyak peserta dari luar Sumbar dan pengunjung berminat dengan pinang wangi ini.

Menurut Yofit yang bekerja sama dengan produsen benih BPT Bustamar, keunggulan lain pinang wangi adalah saat dikelupas, tidak lengket dengan bijinya. Dan ini sangat memudahkan petani dalam kegiatan pascapanen seperti mengeringkan biji.

Kemudian, selain panen relatif cepat, sekitar 4 tahun, pinang wangi ini juga tak milih-milih tempat. Di tempat tinggi, dataran rendah, di tanah keras atau di tanah gambut, mudah tumbuh dan berproduksi.

Pinang wangi ini masa panen rayanya mulai Agustus sampai Februari dan Masa jeda mulai Maret hingga Juli. “Pohon induk jenis pinang wangi ini di Sikucur ada sekitar 350-400 biji per tahunnya. Cukup untuk memenuhu kebutuhan lokal. Jadi dukungan pemerintah sangat diharapkan,” kata Yofit yang dulunya berprofesi sebagai wartawan.

Varietas pinang wangi ini sambung dia, merupakan varietas pinang yang berbau harum/wangi pandan.

Spesifik pinang ini satu-satunya di seluruh nusantara yang ada di blok penghasil tinggi BTM yang terletak di Korong Pematang Tinggi, Nagari Sikucua Utara, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.

”Kualitasnya unggul lokal, tapi rasanya unggul nasional. Dari besar dan banyak buah, berat lebih unggul kita,” ujarnya.

Disebutkan, dari harga ekonomisnya berkebun pinang sangat menjanjikan. Dalam produksi satu tahunnya bisa 80 ton. Kalau 1 hektare misalnya ada 1.000-1.400 batang, dalam satu bulan bisa menghasilkan 100-250 biji.

Jika dirata-ratakan 150 atau 200 biji, bisa 2 kiloan dalam satu batang. Kalau 2 kiloan satu batang dikalikan 1.000 mencapai 20 ton dalam sekali panen. Dalam setahun bisa mencapai 240 ton.