Pinang Wangi, Unggulan Sumbar Butuh Perhatian Pemerintah

Penangkar bibit pinang wangi Yofit Afrizal bersama Agustian (UPTD Balai PPMB dan PTP Disbuntahor Sumbar di arena Penastani. (ist)

”Pinang wangi ini adalah komoditi unggulan Sumbar. Maka dari itu perlu dukungan dan perhatian khusus, sehingga bisa menjadi pilot project atau percontohan bagi daerah-daerah lain,” jelasnya.

Yofit juga menyampaikan terima kasih kepada gubernur yang telah membawa iven Penas Tani Nelayan ini ke Padang, Sumbar. Sehingga komoditi unggul lokal bisa terekspos ke nasional.

”Kita berharap event-event seperti ini bisa rutin dilaksanakan oleh pemerintah. Selain menggelar event, pemerintah juga diharapkan dapat memanggil para eksportir sehingga harga pinang bisa lebih bersaing. Dengan demikian ekonomi masyarakat bisa berkembang,” harapnya.

Tak hanya itu, ia juga berharap pemerintah daerah bisa membatasi komoditi-komoditi luar untuk masuk ke Sumbar, sehingga komoditi lokal dapat berkembang.

Selama ini, tambahnya, bibit pinang wangi dilempar ke sejumlah daerah di Sumbar, diantaranya Padang Pariaman, Pessel, Solok Selatan, Pasaman, Kabupaten Solok, Dharmasraya dan daerah lainnya.

Agustian dari UPTD Balai Pengawasan Pengujian Mutu Benih dan Perlindungan Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Hortikultura Sumbar berharap kepada produsen dan penangkar bibit untuk bersama-sama mengembangkan varietas unggul lokal, dengan harapan propinsi lain termotivasi atau mempunyai keinginan untuk membeli varietas pinang wangi ini.

”Untuk Sumbar yang sudah punya SK menteri tentang pohon induk terpilih, pinang wangi ini baru satu-satunya. Yaitu SK Menteri Pertanian Nomor 123/KPTS/KB.020/9/2019. Berasal dari daerah Sikucua, Kabupaten Padang Pariaman,” jelasnya.

Namun, permasalahan saat ini adalah kurang tersosialisasikannya pinang wangi ini. Diakui, kalau soal perhatian pemerintah sudah sangat bagus. Bahkan progul gubernur memprioritaskan komoditi unggulan Sumbar.

”Kita berharap dalam program dinas perkebunan dapat memprioritaskan benih-benih lokal kita dan bisa menyosialisasikannya secara masif,” sebutnya. (015)