Padang  

Pertama Diluncurkan di Indonesia, Benih Jagung Bioteknologi dengan Keunggulan Ganda

Benih unggul berkualitas dari Syngenta ini akan menjadi salah satu penguat pilar pertanian Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045

PADANG – Syngenta Indonesia pada hari ini meluncurkan benih jagung bioteknologi unggul berkualitas yang baru pertama kali ada di Indonesia, yaitu memiliki keunggulan ganda.

Varietas jagung unggul dengan benih teknologi terkini yang telah lama ditunggu petani ini diluncurkan bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XVI yang digelar di Padang, Sumatera Barat.

Kegiatan itu dibuka secara virtual Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto serta dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru serta puluhan ribu petani dari berbagai daerah.

“Peluncuran benih jagung dengan keunggulan ganda pertama di Indonesia ini adalah wujud komitmen dan perhatian yang besar dari Syngenta terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani. Syngenta telah lebih dari dua puluh tahun menghasilkan benih berkualitas serta membantu petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan kami terus melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik,” tutur Kazim Hasnain, Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Sabtu (10/6).

Benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti ini memiliki keunggulan ganda dan yang pertama kali mendapatkan sertifikat pelepasan varietas di Indonesia.

Keunggulan ganda yang dimiliki adalah toleran terhadap herbisida glifosat serta sekaligus tahan terhadap penggerek batang (Asian Corn Borer / Ostrinia furnacalis).

Dengan keunggulan ganda tersebut, varietas jagung ini akan membuat petani dapat menekan ongkos produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen dan juga membuat budidaya jagung lebih aman dan nyaman.

Jagung bioteknologi ini dapat meningkatkan hasil sekitar 10-15 % dibandingkan varietas sama yang non bioteknologi, sehingga apabila ditanam secara luas dapat mendongkrak panen jagung dari rata-rata nasional sebesar 5,3 ton per hektar menjadi sekitar 7 ton per hektar.

Seperti diketahui, hama penggerek batang selama ini menjadi momok buat petani. Pasalnya, petani dapat mengalami gagal panen dan kerugian besar jika tanaman jagungnya terserang oleh hama ini.

Varietas jagung bioteknologi unggul yang tahan terhadap penggerek batang ini diyakini akan menjadi primadona petani.

Produksi Benih Libatkan 60 Ribu Petani

Lebih lanjut, Fauzi Tubat, Seed Business Head Syngenta Indonesia menjelaskan benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti diproduksi di dalam negeri yang melibatkan lebih dari 60.000 petani mitra.