Perbedaan 1 Syawal Utamakan Saling Menghormati

PADANG – Perbedaan jatuhnya 1 Syawal 1444 H harus disikapi dengan saling menghormati. Sikap yang merupakan buah hasil ramadhan dimana kita mampu untuk mengendalikan diri dan saling menghormati satu dengan lain.
Demikian dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang, Edy Oktafiandi, Jumat (21/4).

Ditambahkan, perbedaan mengakhiri ramadhan dan memasuki syawal merupakan hal yang dapat kita terima. Keduanya berdasarkan dalil dan ijtihad para ulama serta para ahli dibidangnya baik metode hisab maupun rukyat.

“Tinggal kita mencoba memahami dan menghormati pilihan masing-masing. Keduanya punya kajian dan dasar penetapan yang jelas,” tukuk Edy Oktafiandi.

Jika perbedaan tersebut bisa disikapi dengan arif, menandakan sebagian besar ummat telah memperoleh salah satu makna besar ramadhan. Dimana, seorang muslim yang baik memiliki sikap saling memahami, menghargai serta menghormati satu sama lain. Tidak merasa pilihan mereka merupakan pilihan yang paling benar dibandingkan yang lain.

“Sikap saling menghormati, tidak mudah terpancing menyalahkan pilihan orang lain merupakan salah satu sikap utama muslim sejati yang bisa diperoleh melalui ramadhan. Alhasil, Idul Fitri dapat kita rayakan dengan semangat silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah,” kata Edy Oktafiandi.

Masih menurut Edy Oktafiandi, syawal merupakan hari kemenangan bagi setiap mereka yg beramal di bulan ramadhan.

Banyak amalan yang telah difardhukan dan disunahkan sepanjang bulan suci tersebut. Puncak dari amalan tersebut adalah taqwa yaitu seberapa besar kita menjunjukan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dari pada memperturutkan hawa nafsu.

“Oleh karenanya ketaatan, tawadhuk, empati dan kesederhanaan selalu menghiasi diri orang berpuasa di bulan syawal,” pesan Edy Oktafiandi mengahiri. (Hirval)