Pembangunan SDM Harus Tetap Optimal

Ketua DPRD Sumbar, Supardi membuka kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Digitalisasi Guru SMK se-Kota Payakumbuh angkatan 8 dan 9, Selasa, (5/9) di Novotel Bukittinggi.

BUKITTINGGI – Ketua DPRD Sumbar, Supardi membuka kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Digitalisasi Guru SMK se-Kota Payakumbuh angkatan 8 dan 9, Selasa, (5/9) di Novotel Bukittinggi. Saat bimtek yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Sumbar, Supardi mengungkapkan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) harus optimal meski keuangan daerah defisit.

Untuk diketahui bimtek itu berlangsung selama empat hari kedepan dengan tema Creative Learning In Digital Age 2023. Hadir sebagai perserta yakni total 50 perserta untuk angkatan 8 dan 50 lainnya untuk angkatan 9. Peserta ini berasal dari sembilan SMK Payakumbuh, empat SMK Negeri dan lima SMK Swasta. Terdiri dari 50 peserta Angkatan 8 dan 50 peserta Angkatan 9.

Dia mengatakan, seiring dengan berkembangnya era globalisasi, guru-guru dituntut menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.

Sekarang ini, kata dia, telah memasuki kurikulum merdeka, penekanan kurikulum ini bagaimana anak bisa mandiri belajar, dan guru-guru tidak hanya sebagai sumber ilmu tapi juga sebagai mediator dan fasilitator untuk anak.

Kemandirian itu membutuhkan kecerdasan dan kemampuan guru. Bimtek digitalisasi ini akan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kemandirian guru menghadapi kurikulum merdeka ke depan.

Supardi mengungkapkan, meskipun terjadi defisit anggaran sebesar Rp 650 miliar pada evaluasi APBD 2023, DPRD berkomitmen untuk mengoptimalkan sdm dan memperkuat kapasitas tenaga pendidik.

“Jadi guru-guru yang meminta kenaikan tunjangan atau sebagainya mungkin belum bisa, namun DPRD terus mencarikan solusi demi optimal nya pembangun SDM yang lebih berkualitas salah satunya terkait peningkatan kemampuan digitalisasi, ” katanya.

Supardi mengatakan, banyak juga aspirasi tenaga pendidik yang ditampung terkait dengan penerapan kurikulum merdeka. Mayoritas mereka mempertanyakan bagaimana pola itu akan optimal jika sara prasarana tidak memadai.

“Dengan kondisi seperti sekarang, tenaga pendidik harus bisa menyiasatinya dengan sarana prasarana yang ada,” paparnya lagi.

Supardi menambahkan, pada zaman penjajahan banyak tokoh-tokoh bangsa berbuat banyak untuk masyarakat dalam kondisi keterbatasan sarana dan prasarana.

“Seperti Buya Hamka, Agus Salim hingga Tan Malaka. Pahlawan-pahlawan bangsa ini memiliki latar belakang sebagai guru. Mereka sosok-sosok yang patut dijadikan motivasi, ” katanya. (W)