Mulyadi Siap Bertarung di Pilgub Sumbar

Mengapungnya nama Mulyadi sebagai calon gubernur, tidak terlepas dari rekam jejak dan amanah yang diembannya sebagai wakil rakyat di DPR, dimana hal tersebut telah dilakoninya dengan baik.

Pengamat politik dari Unand , Edi Indrizal, menyebutkan, raihan suara yang cukup signifikan pada Pileg 2019 tersebut, tidak terlepas dari bentuk perjuangan dan dedikasi Mulyadi saat bertugas di Senayan. Amanah yang diberikan rakyat benar benar dijalankannya dengan penuh rasa tanggungjawab.

Antara lain, sangat sukses menggiring dana APBN ke Sumbar jauh melebihi porsinya,sehingga sangat membekas dan rakyat Sumbar sulit melupakan jasa Mulyadi.

Edi Indrizal benar, berbagai kalangan mengakuinya, masyarakat menikmati hasil perjuangan Mulyadi. Misalnya, jembatan kelok sembilan yang berkelas’ dan mendunia itu, sulit masyarakat memisahkannya dengan Mulyadi. Karena dialah aktor percepatan pembangunan kelok sembilan hingga tuntas dan dimanfaatkan hingga sekarang.

Lalu, kelanjutan pembangunan irigasi Batang Anai dan Sekolah Politeknik Pelayaran di Padang Pariaman, Jalan Manggopoh ke Simpang Empat Pasaman Barat, pembangunan rusunawa untuk puluhan pondok pesantren (ponpes) dan masih banyak program lainnya, termasuk hand tracktor, becak motor dan lampu penerangan jalan tenaga surya.

Begitu juga Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS) untuk Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Bukittinggi dan Pariaman, dimana puluhan ribu KK miskin di daerah ini, sulit melupakan jasa Mulyadi.

Saat ditanya tentang maraknya nama yang tiba-tiba berkeinginan jadi calon gubernur, Mulyadi mengatakan hal itu bagus-bagus saja untuk sebuah demokrasi. Artinya menjelang pilgub banyak yang menjadi peduli dan memberi perhatian terhadap masyarakat Sumbar. Hal ini tentu menguntungkan rakyat.

Kalau Pilgub 2015 diikuti dua pasang, mungkin pilgub 2020 bisa saja diikuti tiga pasang bahkan empat pasang,tapi menurut perkiraan Mulyadi calon dari partai rasanya lebih dari tiga pasang, karena akan ada koalisi antar partai. Dan itu memang sebuah kelaziman strategi politik masing-masing partai selama ini, mulai dari Pilpres sampai Pilkada. (015)