Padang  

Mulai Bersahabat dengan Jelantah

Minyak goreng

PADANG–Harga minyak goreng naik membumbung tinggi. Ibu-ibu rumah tangga pun mulai merubah pola hidup. Standar pengolahan makanan pun menyesuaikan.

“Tidak hanya terkait korona, memasak pun kita mulai menerapkan kenormalan baru,” kata Afrida, ibu rumah tangga, warga Padang Timur, Sabtu (22/1).

Kenormalan baru menurut Afrida itu mengacu pada penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang. Tidak istilah minyak bekas yang terbuang lagi.

“Mau bagaimana lagi. Terpaksa sekarang kita menggunakan minyak goreng berulang-ulang. Sayang kalau harus ada yang terbuang. Membeli susah masak ada yang terbuang,” ujar Afrida.

Hal yang sama diungkapkan Emi, warga Tabing. Menurutnya semenjak harga minyak goreng sulit dijangkau, ia sering mengendapkan minyak semalaman. Besoknya dipakai lagi.

“Biasanya kalau sudah agak menghitam, saya akan buang saja. Tetapi sejak sebulan terakhir sering saya endapkan dan saring untuk dipakai lagi,” terang Emi.

Hal itu dilakukan karena sebagian besar anggota keluarganya penyuka makanan yang digoreng. Makanya pilihan terbaik membersihkan dan mencampur sedikit dengan minyak goreng baru agar warna minyak goreng lebih cerah.
Ketika disinggung bahaya penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang, Afrida maupun Emi mengaku mengetahui. Tapi penggunaan minyak berulang-ulang terasa menjadi pilihan terbaik saat ini.

“Nanti kalau makan tidak enak, selera makan berkurang, daya tahan tubuh menurun. Kena korona pula nanti,” kata Emi.

Hal yang sama juga disampaikan Afrida. Tak hanya itu menurutnya terpenting makan enak dulu.

“Kami sih serahkan saja kepada yang kuasa kalau ada penyakit yang timbul karena pemakaian minyak goreng berulang. Terpenting selera makan tetap terjaga,” pungkas Afrida, mengakhiri. (Hirval)