Mentawai Targetkan Keluar dari 3 T, Wisatawan Terpesona

PADANG – Pj. Bupati Kepulauan Mentawai, Martinus Dahlan, menyatakan tekad Pemkab yang dipimpinnya agar Mentawai keluar dari daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (3T).

“Kalau Mentawai sudah keluar sebagai kawasan 3 T, maka
wisatawan tambah terpesona dengan keeksotisan Mentawai sebagai daerah tujuan wisata yang dikenal dunia internasional,” ujar Martinus dalam perbincangannya dengan topsatu.com di Padang, baru-baru ini.

Bagaimana cara Mentawai keluar dari daerah 3 T? Menurutnya, berbagai upaya dilakukan Pemkab untuk mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur, aksesibilitas, dan meningkatkan pendapatan daerah.

“Kami berupaya mengatasinya, dan kami menargetkan tahun 2023 sudah keluar dari cap sebagai daerah 3 T,” katanya

Martinus mengakui, bahwa infrastruktur di Mentawai masih belum memadai. Seperti infrastruktur jalan, akses terhadap listrik, penyediaan air bersih, koneksi internet.

Khusus akses terhadap listrik, ia menjelaskan, Pemkab Mentawai membidik rasio elektrifikasi ke angka 100% dengan pemanfaatan energi baru terbarukan.

“Kami berharap PLN dan lembaga terkait dapat menerangi sejumlah desa di Mentawai,” katanya.

Terkait internet, ia berharap semua kawasan dapat tersentuh jaringan internet dan mengharapkan sejumlah operator dapat memperluas jangkauan ke seluruh kawasan di Mentawai.

Pihaknya berharap adanya Trans Mentawai, pembangunan Labuhan Bajau, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta dukungan pembangunan lainnya nanti akan mendorong pertumbuhan ekonomi Mentawai lebih meningkat.

Martinus optimis pertumbuhan ekonomi Mentawai akan bertumbuh secara positif pasca Covid-19.

Ia juga melihat, dengan pengembangan Bandara Rokot dapat menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke Mentawai. Pembangunan perluasan Bandara Rokot Mentawai ini sudah dimulai dari tahun 2021. Panjang runway bandara 1.600 meter, sebelumnya 800 meter dibangun melalui dana APBN, dengan anggaran sebesar Rp576 miliar,” katanya.

Bandara Rokot nantinya dapat didarati pesawat jenis ATR 72. Pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin-turboprop berkapasitas 78 penumpang itu diyakini bisa mendorong pengembangan pariwisata di daerah ini.

“Kami tengah menjajaki maskapai penerbangan nasional untuk dapat menghadirkan pesawat jenis ATR nantinya,” ucapnya.

“Kami berharap pada tahun ini, Bapak Presiden Joko Widodo dapat meresmikan Bandara Rokot,” katanya. (soesilo)