Banjir dan Longsor Hantam Limapuluh Kota, Kawasan Harau Tidak Bisa Dilewati

Limapuluh Kota – Hujan dengan intensitas tinggi yang turun sejak kemarin, mengakibatkan debit air tidak tertampung oleh sungai. Sehingga sejumlah daerah di Limapuluh Kota mengalami banjir dan tanah longsor. Yang paling parah adalah Kawasan Wisata Lembah Harau, yang terletak di Nagari Tarantang, dan Solok Bio-Bio, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, dilanda banjir dahsyat. Bahkan, banjir yang terjadi kali ini disebut-sebut paling dahsyat dari tahun-tahun sebelumnya.

Sejumlah pihak menyebut Banjir ini diduga akibat pembangunan kawasan wisata Harau tanpa kajian lingkungan yang baik dan banyak melanggar aturan pendirian bangunan homestay, vila serta izin pembangunan wahana objek wisata lainnya.

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, yang dihubungi wartawan, Senin (18/12), mengatakan, kedepan pihaknya akan mengkaji lebih jauh terkait izin pembangunan kawasan. Karena dampaknya sangat besar bagi kelangsungan ekosistem dan permukiman. Bagi yang ingin membangun, harus sesuai dengan peruntukan lahan dan kawasan. “Bagi yang ingin membangun harus ada izin sesuai peruntukan lahan atau kawasan, agar mengikuti peraturan yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, terkait banjir besar yang terjadi saat ini, dirinya meminta masyarakat tetap waspada karna intensitas hujan masih tinggi. “Kita minta masyarakat tetap waspada sehubungan intensitas hujan sangat tinggi. Selain itu, juga menjaga kebersihan lingkungan memelihara resapan-resapan air jangan terjadi penyempitan aliran air. Saat ini petugas kita sudah melakukan tindakan pertama dengan turun ke lokasi terdampak,” tambahnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Limapuluh Kota Rahmadinol, yang dihubungi wartawan secara terpisah, mengatakan, hujan deras dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir dan longsor. Banjir tersebut, terjadi akibat meluapnya beberapa sungai di Kabupaten Limapuluh Kota, salah satu di antaranya Sungai Batang Harau.

 

“Hujan deras itu terjadi sejak Minggu (17/12) malam pukul 23.00 WIB hingga pagi tadi pukul 10.00 WIB. Akibatnya, terjadi banjir dan longsor di beberapa titik Kabupaten Limapuluh Kota. Diantaranya di Nagari Koto Malintang dan Nagari Pangkalan. Saat ini, akibat banjir yang terjadi itu, akses jalan provinsi yang menhubungkan Payakumbuh-Pekanbaru tidak bisa dilewati kendaraan, termasuk objek wisata di Harau,” ucapnya siang tadi.

Menurutnya, untuk longsor di Kabupaten Limapuluh Kota terjadi di Situjuah Tungka dan di Nagari Situjuah Ladang Laweh. “Kami bersama tim SAR gabungan, Basarnas, Polres Limapuluh Kota, Kodim 0306/50 Kota, Damkar, Dinkes, relawan masih di lapangan melakukan evakuasi dan pembersihan material longsor beberapa titik. Longsor menutup akses jalan Sumbar-Riau di Nagari Harau. Alat berat juga sudah dikerahkan untuk pembersihan material longsor yang menutupi badan jalan itu,” tambah Rahmadinol. (bule)

Dari data yang diperoleh, berikut daftar sementara kawasan terdampak banjir di Kabupaten Limapuluh Kota:

1. Banjir Pangkalan Koto Baru
– Jorong Lubuk Omeh, Nagari Gunung Malintang (3 titik)
– Jorong Banjaronah, Nagari Pangkalan (Jalan terendam banjir)
Banjir menutup jalan Pangkalan-Kapur IX di Jorong Lubuk Omeh