Menjemput Cinta Rasulullah, IPM Pontren Kauman Peringati Israk Mikraj

PD. PANJANG–Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) MTs-MA Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang mengadakan pengajian bulanan, Kamis (16/2) di aula pesantren tersebut. Kegiatan tersebut sekaligus dalam rangka memperingati Isra Mi’raj yang jatuh Sabtu depan.

Mudir Pontren Kauman DR. Derliana mengatakan, dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah menilai peringatan Isra Mikraj tidak termasuk bid’ah, karena hal ini justru mendorong pada ibadah muamalah, tapi tentu kalau dalam Muhammadiyah tidak ada ritual-ritual tertentu.

“Memanfaatkan hari-hari besar agama Islam itu untuk tabligh akbar, mengadakan diskusi, bedah buku dan lain sebagainya mengungkap makna daripada Isra Mikraj tidaklah dilarang dalam Muhammadiyah. Hal yang paling utama adalah tidak ada ritual-ritual tertentu,” sebutnya.

Dijelaskannya bahwa kegiatan ini salah satu upaya serta langkah pondok pesantren dalam menyiapkan Muballigh-Muballigh yang berkualitas. Begitulah keseriusan kita untuk menciptakan Kauman mampu melahirkan Muballigh serta cendekiawan hebat masa depan.

Sementara itu, Pimpinan Ranting IPM Adib Khairillah Ramadhan menyampaikan, kegiatan ini adalah edisi pertama dari program pengajian bulanan yang dihandle oleh bidang Kajian Dakwah Islam (KDI). Ke depan, sebutnya, program ini akan terus dilaksanakan setiap bulannya.

“Insya Allah ini akan menjadi agenda rutin bulanan KDI. Biasanya setiap Kamis pagi kita laksanakan dengan Muhadarah. Nah, melalui program ini akan memberikan warna baru dalam dakwah di Kauman. “Setiap bulan teman-teman akan menyaksikan dakwah dari Ustadz yang telah teruji kefakihan ilmunya. Semoga kita bisa belajar dari setiap kegiatan kita ini” ujarnya.

Acara yang dihadiri oleh ratusan santri Pondok Pesantren Kauman ini diisi dengan tausyiah oleh Ustadz Abdillah Dzikri. Dalam paparannya, ia mengisahkan Ukhasyah yang ingin mencambuk Rasulullah sebelum akhir hayatnya. Ia ingin membalaskan dendam ketika Rasulullah tidak sengaja mencambuk untanya. Peristiwa itu berujung tangis sendu Ukhasyah yang menganti cambukan tersebut dengan memeluk Rasulullah.

Ezzy Novita Safitri, salah satu santri Kauman yang hadir mengatakan kebahagiaannya saat mendengarkan tausyiah tersebut. Kebahagiaan tersebut membuat dorongan semangat dan motivasi dalam menggali ilmu semakin tinggi.

“Ada nuansa haru saat mendengar kisah Rasulullah. Ada cinta disana. Ada rindu yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Senang sekali dengan kegiatan ini, selain menjemput kembali cinta kepada Rasulullah kita mendapatkan motivasi untuk bersungguh-sungguh dalam belajar,” tutupnya. (Jas)