Mahyeldi Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Singgalang 2022

Gubernur Sumbar Mahyeldi didampingi Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa didampingi forkopimda memeriksan barisan pasukan dalam apel gelar pasukan Operasi Singgalang di RTH Imam Bonjol Padang, Jumat (22/4). Deri oktazulmi

PADANG – Gubernur Sumbar, Mahyeldi memimpin apel gelar pasukan Operasi Singgalang 2022 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol, Jumat (22/4).

Selain Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa bersama forkopimda juga hadir dalam apel gabungan tersebut.

Apel gelar pasukan ini dilaksanakan secara serentak di Indonesia.

“Perayaan Hari Raya Idul Fitri sudah menjadi bagian dan tradisi masyarakat Indonesia untuk melaksanakan ibadah, berkumpul dan bersilahturahmi dengan keluarga serta sahabat,” kata Mahyeldi saat membacakan amanat Kapolri.

Pada tahun ini pemerintah telah memperbolehkan melakukan mudik, setelah dua tahun adanya pelarangan mudik, karena pandemi Covid-19.

“Kegiatan mudik tidak dilarang dan tidak dilakukan penyekatan-penyekatan di jalur-jalur lintasan masyarakat yang melakukan perjalanan mudik,” katanya.

Dikatakan, pandemi belum sepenuhnya selesai dan harus selalu waspada dengan tingkat mobilitas masyarakat yang sangat tinggi dan sangat rawan terhadap terjadinya transmisi Covid-19.

“Operasi Ketupat Singgalang 2022 dilaksanakan selama 12 hari dari tanggal 28 April hingga 9 Mei 2022. Fokus pengamanan adalah 101.700 objek di seluruh Indonesia, baik masjid, pusat perbelanjaan, tempat wisata, terminal, bandara dan stasiun,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa mengatakan, pengamanan pada tahun ini pihaknya siap mengamankan para pemudik yang masuk Sumbar.

Pengamanan para pemudik tersebut,masul dalam antisipasi tindak kejahatan. Polda Sumbar bersama tim gabungan dari Pemprov Sumbar dan TNI mengerahkan 4.592 personel.

“Antisipasi tindak kejahatan selama mudik lebaran kita ada tim khusus bahkan sampai sniper kita siapkan,” kata Teddy.

Teddy mengatakan, tim sniper ini disebar di beberapa titik yang dianggap rawan, selama pengamanan pada operasi Ketupat.